Saturday, September 28, 2013

DIARE AKUT DEHIDRASI RINGAN SEDANG

STATUS PEDIATRI
I. DATA PRIBADI
1.    Nama                      : By. AL
2.    Umur                      : 10 bulan
3.    Kelamin                  : laki-laki
4.    Alamat                    : Tanah Kali Kedinding
5.    Orang tua              
a)    Ayah
Nama                 : Tn. R
Umur                 : 28 tahun
Pendidikan        : SMA
Pekerjaan           : Swasta
b)   Ibu
Nama                 : Ny. F.
Umur                 : 23 tahun
Pendidikan        : SMA
Pekerjaan           : Ibu Rumah Tangga
II. ANAMNESIS
Tanggal pemeriksaan   : 17 Januari 2013
1.    Keluhan Utama      : Diare
2.    Penyakit Sekarang  :
Pasien mengalami diare sejak pagi hari, sehari SMRS. Sekali diare, volumenya + ½ gelas aqua. Frekuensi diare pada pagi itu + 3 kali. Diare berwarna kuning dengan konsistensi lembek. Tidak ada darah dan lendir. Pada malam harinya, diare bertambah sering, + 10 kali sampai pagi hari SMRS. Diare cair encer dengan sedikit ampas, berwarna kuning, tidak ada darah dan lendir.

Pasien muntah sejak pagi hari, sehari SMRS. Muntahan berupa apa yang dimakan dan diminum. Sekali muntah kira-kira sebanyak 30 cc (1/2 botol susu 60cc). Muntah 8 kali. Sejak pagi hari SMRS, pasien sudah tidak muntah. 
Pasien mengalami panas sumer sejak + 4 hari SMRS. Mendapat parasetamol dari bidan. Panas turun kemudian naik lagi.
Mata pasien bertambah cowong. Rasa haus/ingin minum terus (+). BAK terakhir pukul 11.00 dengan jumlah seperti biasanya. Kembung (+). Nafsu makan anak baik.

Timeline:
4 hari SMRS
Pagi hari, sehari SMRS
Siang hari, pk 14.00 di IRD RSDS sehari SMRS.
11.00 RSDS
Demam sumer. Mendapat parasetamol dari bidan. Demam turun lalu naik lagi.
Diare 3x pagi hari. Sekali diare, volumenya + ½ gelas aqua. Diare berwarna kuning dengan konsistensi lembek. Tidak ada darah dan lendir.
Muntah 8x/hari Muntahan berupa apa yang dimakan dan diminum. Sekali muntah kira-kira sebanyak 30 cc (1/2 botol susu 60cc).
Periksa laboratorium dinyatakan normal. Pasien pulang dengan KIE untuk kembali jika tidak membaik dalam 5 hari.
Diare (+)
Muntah (+)
Demam (+)
Diare 10 kali. Encer dengan sedikit ampas. Tidak ada darah dan lendir.
Muntah (-)
Demam (+)

3.    Penyakit Dahulu                 :
Pasien pernah diare ringan saat usia 1 bulan. Pasien mengalami alergi susu lactogen.
4.    Obat yang pernah diberikan:
Parasetamol untuk mengatasi panas. Sebelumnya pasien dibawa ke IRD RSDS, ibu pasien lupa obatnya.
5.    Penyakit Keluarga/Saudara
Keluarga tidak ada yang sedang menderita diare
6.    Kelahiran – Ante, Natal, dan Post Natal
Antenatal
Saat hamil ibu sehat. Kontrol teratur di puskesmas Tanah Kali Kedinding. Minum jamu (-), minum obat-obatan (-). Vitamin dari Bidan (+)
Natal dan Post Natal
Lahir di Puskesmas Tanah Kali Kedinding cukup bulan. Lahir spontan, ditolong bidan, langsung menangis. BBL: 2700 gram. Sianosis (-). Sesak (-)
7.    Makanan/Gizi
Sejak lahir minum susu formula + ASI.
Usia 6 bulan susu formula, ASI, dan bubur
Usia 10 bulan susu formula, ASI, dan nasi tim.
8.    Tumbuh kembang
Miring usia 2 bulan
Angkat kepala 3 bulan
Merangkak 8 bulan
Berdiri berpegangan 9 bulan
9.    Imunisasi
Hepatitis B 0                      (+)
BCG                                   (+)
Polio I , II , III                   (+)
DPT/HB Combo 1,2,3       (+)
Campak                              (-)
Imunisasi lain                     (-)
10.              Kepribadian belum dapat dievaluasi
11.              Sosial ekonomi menengah ke bawah
III. PEMERIKSAAN FISIK
1.    Keadaan Umum
1.1 Kesadaran compos mentis
1.2 Derajat sakit sedang
1.3 Pucat (-)
1.4 Ikterus (-)
1.5 Dispnu (-)
1.6 Sianosis (-)
1.7 Tanda dismorfik (-)
2.    Tanda Vital
2.1 Temperatur 37 C
2.2 Napas 40x/m
2.3 HR 140 x/m
3.    Antropometri
3.1 Berat badan 9 kilogram
3.2 Panjang badan 73 cm
3.3 Lingkar kepala 40 cm
4.    Kepala Leher
4.1 Rambut hitam, tebal normal.
4.2 Bentuk kepala UUB datar.
4.3 Mata cowong (+), anemis (-), ikterus (-), tanda radang (-), gangguan neurologis (-), refleks cahaya (+)
4.4 Hidung pch (-)
5.    Thoraks
5.1  Inspeksi           
·      Bentuk dada simetris
·      Pergerakan kanan kiri simetris
·      Retraksi  (-)
·      Frekuensi napas 40 x/m
5.2  Palpasi Fremitus Suara simetris
5.3  Perkusi sonor kanan – kiri
5.4  Auskultasi suara napas vesikuler. Suara tambahan tidak ada.
6        Jantung
6.1  Inspeksi: impuls apeks (-)
6.2  Palpasi pulsasis apeks (+)
6.3  Auskultasi Suara Jantung I, II tunggal.
7        Abdomen
7.1  Inspeksi distended
7.2  Auskultasi bising usus (+) Normal
7.3  Palpasi Hepar Lien tak teraba. Turgor normal.
7.4  Perkusi meteorismus (+)
8        Genitalia
8.1  Laki-laki. Penurunan testis kiri kanan (+)
9        Ekstremitas
9.1  CRT <2 “, akral HKM. Edema (-)

IV. PROBLEM LIST
1.    Diare + 13 kali. Lembek-cair. Volume sekali diare ½ gelas aqua.
2.    Muntah 8 kali berupa apa yang dimakan dan diminum. Volume sekali muntah + ½ botol susu (kira-kira 30 cc)
3.    Demam 4 hari. Sumer.
4.    Rasa Haus
5.    Mata cowong
6.    Kembung
V. ANALISIS
Bedasarkan waktu berlangsungnya, diare dibedakan menjadi dua, yaitu diare akut dan diare persisten. Pada pasien ini, diare berlangsung dua hari, yang berarti termasuk diare akut. Tidak adanya darah menunjukkan bahwa pasien ini tidak menderita diare berdarah/disentri. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien ini menderita diare cair akut (MODUL DIARE – UKK GASTROHEPATOLOGI IDAI).
Selama anak diare, terjadi peningkatan hilangnya cairan dan elektrolit yang terkandung dalam tinja cair anak. Dehidrasi terjadi bila hilangnya cairan ini tidak diganti secara adekuat, sehingga timbullah kekurangan cairan dan elektrolit. Karena itu, saat terjadi diare dan muntah, harus ditentukan juga derajat dehidrasi. Dari ananmensis, didapatkan bahwa pasien rewel, produksi urin pasien ini masih ada, tetapi pasien merasa haus terus dan didapatkan mata cowong. Pasien Pada pemeriksaan fisik, kesadaran pasien masih baik dan cubitan kulit kembali normal. Secara klinis, pasien mengalami dehidrasi ringan-sedang karena memenuhi dua atau lebih tanda-tanda rewel/gelisah, mata cekung, minum dengan lahap/haus, cubitan kulit kembali lambat (WHO, 2009).
Selama diare, penurunan asupan makanan dan penyerapan nutrisi dan peningkatan kebutuhan nutrisi, sering secara bersama-sama menyebabkan penurunan berat badan dan berlanjut ke gagal tumbuh. Gangguan gizi dapat menyebabkan diare menjadi lebih parah, lebih lama, dan lebih sering terjadi (WHO, 2009). Karena itu, status nutrisi saat ini pasien juga perlu dilihat.
Untuk mengetahui status gizi anak, perlu dilakukan pengeplotan pada grafik. Grafik pertumbuhan WHO dinilai dapat mengikuti perubahan pertumbahan yang cepat pada bayi (IDAI, 2011) sehingga pada pasien ini, grafik WHO dinilai lebih tepat digunakan.
Usia pasien saat ini 10 bulan dengan berat badan 9 kg. Pada grafik WHO, pasien berada pada Z-score -2 s.d +2 SD sehingga pasien termasuk dalam status gizi baik.

Growth Chart Z Score Boys

VI. DIAGNOSIS
1.    Diagnosis Kerja: Diare Cair Akut
a)    Diagnosis Definitif Primer: Diare Cair Akut
b)   Diagnosis Definitif Sekunder: Gizi Kurang
c)    Diagnosis Komplikasi: Dehidrasi ringang – sedang
VII. RENCANA TATA LAKSANA
1.    Tata laksana diagnositik:
a)    Floating test
b)   Cliney test
2.    Tata laksana Terapi (WHO, 2009):
a)    IVFD kristaloid (Ringer Laktat, Ringer Asetat) 70cc/kg selama 5 jam = 630 cc/5 jam → evaluasi. Jika sudah membaik, ganti dengan cairan maintenance = 100 cc/kg/24 jam = 900 cc/24 jam.
b)   Oralit 500 cc/3 jam, minum sedikit-sedikit.
c)    Zinc 2 x 10 mg
d)   Probiotik 1 x 1
e)    PASI adlib
f)    Diet anak 900 I: 900 kkal. Nasi tim saring 3 x 1 posri
g)   Thermoreg         :
·      kompres basah
·      Paracetamol 3 x 40 mg
3.    Tata Laksana Monitoring
a)    Vital Sign
b)   Tanda-tanda dehidrasi
c)    Produksi urin
4.    Tatalaksana Edkukasi
a)    Menjelaskan kepada ibu untuk meneruskan pemberian makanan kepada anak seperti biasa. Jika anak haus, beri minum. Jangan sampai terlambat memberikan makanan.
b)   Menginformsikan kepada ibu untuk menjaga higiene sanitasi. Penyebab anak diare mungkin karena lingkungan yang kurang bersih. Mengajari ibu cara mencuci botol susu yang benar: direbus dengan air mendidih, tidak hanya dikocok-kocok dengan air panas.
c)    Melapor kepada petugas jika anak muntah-muntah terus atau tidak kencing sama sekali.

Kepustakaan:
UKK GASTRO-HEPATOLOGI IDAI. Modul Diare. 2009
WHO. Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit-Pedoman bagi Rumah Sakit Rujukan Tingkat Pertama di Kabupaten/Kota. 2009

IDAI. Buku Ajar Nutrisi Pediatrik dan Penyakit Metabolik. 2011

No comments: