Photo source: http://timbob.files.wordpress.com/2008/12/worship.jpg |
TRUE
WORSHIP
Ibrani
10:24 – 25
Profil:
Karakter
Kristen
Pengalaman
Pembelajaran:
Memiliki
kesetiaan/loyali-tas beribadah
TIU:
Peserta
memiliki pemahaman yang benar tentang ibadah yang ditandai dengan kesetiaan
beribadah
TIK:
1. Peserta
menjelaskan konsep (arti & pentingnya) ibadah menurut Alkitab.
2. Peserta
hadir rutin dalam mengikuti KTB/Persekutuan di Sekolah.
3.
Peserta hadir rutin dalam ibadah Minggu
di gereja masing-masing.
Pengantar:
Nana,
anak SMP, hari Jumat sepulang sekolah sudah siap – siap mau ikut PD. Tapi di
tengah jalan, temannya ngajakin, “Nan, ayo bikin tugas mading sambil nunggu
anak – anak cowo yang Jumatan!”. Dia jadi bingung, rasanya pengen banget ikut
PD, tapi tugas mading itu harus dikumpulkan Senin depan. Kalau nggak mau kerja
kelompok didenda, dan dia nggak punya uang lebih. Aduh, harus gimana dong?
Akhirnya dengan berat hati dia nggak jadi ikut PD.
Rio
seminggu lalu habis ujian. Hari ini hari Minggu dan dia ingin refreshing.
Pengen nonton kartun seharian. Awalnya dia mau nonton satu aja, tapi kok habis
itu masih ada ya? Aduh, kok asyik asyik ya filmnya? Aduh, ga kerasa sudah jam
12 siang! Aduh, nggak gereja deh!
[list jadwal
tayang film kartun hari Minggu yang diputar di TV]
Ups, kok mirip
sama aku ya? Yang senyum – senyum tu berarti pernah (atau malah sering, ya?
Hehehee)
Memang harus
kita akui bahwa kadang, ikut persekutuan itu halangannya banyak. Kadang kita
udah pengen banget, tapi nggak bisa. Tapi kadang, kita memang ga mau berangkat
karena kita mikir ada sesuatu yang lebih asyik dan menarik.
Tapi kalo mau
dipikir – pikir lagi, ngapain sih, kita mesti susah – susah ibadah? Ikut PD, ke
gereja, dll?
Apakah ibadah
itu?
Secara umum, ibadah berarti penghormatan
yang diberikan kepada suatu kuasa yang lebih superior, lebih besar, khususnya
kepada Tuhan, biasanya diekspresikan/diwujudkan dalam bentuk doa, persembahan,
dan ritual khusus1
Dalam
kekristenan, bentuk ibadah itu dapat dibedakan menjadi 3 sesuai dengan jumlah
orang yang terlibat di dalamnya1
- Ibadah pribadi kepada Allah.
Antara manusia dengan Penciptanya. Ini seperti saat teduh, doa pribadi,
membaca alkitab, PA pribadi.
- Ibadah keluarga. Dilakan di
dalam suatu keluarga, kadang disebut mezbah keluarga.
- Ibadah umum. Pelayanan rohani
dalam kumpulan orang – orang/ jemaat.
Mungkin di antara
kita ada yang berpikir, “Kak, aku sudah baca alkitab sendiri di rumah, jadi ga
usah ke gereja lagi, kan sama – sama ibadahnya!”. Kalau hal seperti ini yang
kalian pikirkan, kakak dengan tegas berkata, “O, tidak bisa!” Tiga macam ibadah
ini penting dan yang satu tidak dapat menggantikan yang lainnya.
Mengapa orang Kristen beribadah dan
mengapa ibadah dalam persekutuan itu penting?
- Teladan dari Tuhan Yesus
sendiri.
Tuhan Yesus pergi beribadah dan mengajar dalam rumah ibadah. Mengapa Tuhan Yesus memilih mengajar di rumah ibadat, bukan di kuburan atau rumah makan? Karena di rumah ibadah berkumpul orang – orang percaya yang ingin mencari tahu kebenaran. Di dalamnya Tuhan Yesus mengajar dan diberitakanlah kebenaran! - Karena Alkitab mengajarkan
untuk bersekutu dengan orang orang percaya. Ibrani 10: 19-25
Pada
perikop sebelumnya, penulis surat berbicara mengenai keselamatan dan karya
penebusan yang berasal dari Tuhan sehingga manusia tidak perlu mempersembahkan
korban lagi (1-18)
Karena apa yang
telah Tuhan kerjakan itu, maka di perikop ini penulis berbicara mengenai
tanggung jawab jemaat yang telah ditebus (19 – 25)
Ada 3 kata
“marilah” (NIV: let us) yang berarti himbauan/ ajakan.
- Marilah
menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh
(22)
è Penekanan pada Iman yang teguh (full assurance of faith) - Marilah
teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita (23)
è Penekanan pada pengharapan (hope)
- Marilah
saling memperhatikan supaya dapat saling mendorong dalam kasih dan pekerjaan
baik (24)
è Penekanan pada kasih (love)
Jemaat yang
telah ditebus harus memiliki: iman yang teguh, pengharapan akan keselamatan,
dan kasih persaudaraan.
Ayat 25:
larangan keras! untuk menjauhkan diri dari pertemuan ibadah seperti kebiasaan
orang – ng.
Ajakan untuk
memiliki iman yang teguh, berharap pada keselamatan, terus mengasihi, dan
melarang untuk meninggalkan ibadah menggambarkan kecenderungan jemaat saat itu
untuk meninggalkan iman karena dianiaya. Bahkan beberapa orang sudah
melakukannya (seperti kebiasaan beberapa orang).
Arti:
Ketika itu
jemaat memiliki tekanan berat: dianiaya. Seperti apa penganiayaannya? Dilempari
batu saat beribadah, disesah, dituduh yang bukan – bukan atas imannya, diadili
(ingat Stefanus)
Karena
penganiayaaan itu mungkin mereka jadi takut untuk beribadah, kehilangan
harapan, iman mulai goyah, sehingga mereka ada yang berpikir, “Ah, aku nggak
usah deh beribadah hari ini,”
Sepertinya,
kalimat, “Ah, aku nggak usah beribadah hari ini, deh!” bukan hanya dilontarkan
oleh jemaat Ibrani saja, tetapi juga kita semua! Baik siswa, mahasiswa, alumni,
ayah – ibu, om – tante, nenek – kakek, kakak – adik, dengan alasan yang berbeda
– beda.
Karena kita di
sini adalah siswa SMP, yuk kita lihat, apa aja yang bikin kita kadang bilang,
“ah, aku nggak usah beribadah hari ini, dech!”:
- Tugas
kelompok (seni budaya, madding, pagelaran, dll)
- Ajakan
teman untuk berolah raga (sepak bola, berenang)
- Ajakan
teman untuk jalan – jalan “mumpung liburan/ mumpung kita semua kumpul”
- Ajakan
keluarga
- Nonton
film kartun
- Ada”ibadah
pengganti” di televisi, jadi di rumah aja nonton siaran ibadah, kalo iklan
nonton TV yang lain
- Aku
bisa baca Alkitab sendiri di rumah
- Anything
else?
Memang bukan lagi penganiayaan yang
dihadapi oleh kita sekalian, melainkan apa yang kelihatannya “lebih menarik,
lebih menyenangkan dan lebih praktis”.
Kita hidup dalam lingkungan yang serba
nyaman untuk beribadah. Di sekolah ada PD, ada pelajaran agama, ada KTB. Kita
bisa bebas pergi ke gereja tanpa takut dianiaya, bahkan gereja itu tempatnya
nggak jauh dari rumah kita. Tapi justru kenyamanan itu membuat kita
menggampangkan untuk beribadah dan berpikir nanti – nanti saja.
Sedih sekali jika melihat anak – anak
Kristen zaman sekarang seperti ini. Begitu tidak ada semangat untuk beribadah.
Kakak pernah berkesempatan mendengar
secara langsung sharing seorang teman dari China. Seperti kita ketahui, China
adalah Negara komunis. Di sana, beribadah adalah tindakan kriminal. Orang yang
ketahuan beribadah akan dimasukkan penjara dan bukannya tidak mungkin untuk
dibunuh! Dengan keadaan seperti itu, bagaimana orang Kristen di sana? Apa
mereka lantas berpikir, “Ah, aku nggak usah ibadah saja”? Tidak! Mereka tetap
beribadah. Ada gerakan persekutuan di bawah tanah di sana. Kenapa di bawah
tanah? Supaya tidak ketahuan. Jika di rumah – rumah ada banyak orang berkumpul dan
ada keributan pasti mencurigakan. Dan tahukah kalian bagaimana mereka memuji
Tuhan? Mereka menyebutnya “silence praise”. Mereka memuji Tuhan dengan tidak
bersuara. Jika ketahuan memuji Tuhan mereka juga akan dibunuh, karena itu
mereka memuji Tuhan dalam keheningan. Hati mereka memuji Tuhan meskipun tanpa
suara. Kakak menangis ketika mendengar cerita itu. Menyadari suatu kebodohan
bahwa kadang saat kita beribadah, kita masih saja meributkan, “lagu – lagunaya
nggak asyik. Nggak ada music yang aku suka,”. Betapa kita tidak ada apa –
apanya dibanding dengan mereka dalam hal kesetiaan dan keberanian untuk mati
demi imannya.
Mari kita buka dari Yohane 4:23-24
P. Baru: Yohanes:
4
4:23 Tetapi
saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar
akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki
penyembah-penyembah demikian.
4:24 Allah itu
Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan
kebenaran."
Hal ini mendefinisikan makna terdalam
dari penyembahan kita sebenarnya, bukan tentang seremonial seperti apa lagu –
lagunya, musiknya menarik atau nggak, MC bisa ngajakin suka cita atau nggak,
tapi menunjukkan ekspresi kasih dan penyembahan terdalam kepada Tuhan. Karena
kita menyembah bukan karena lagunya. Tapi karena hati kita terarah kepada
Tuhan. Segala hal yang dapat mendorong kita untuk melakukan penyembahan seperti
lagu atau music hanyalah “alat bantu” dan tidak akan pernah menggantikan ibadah
itu sendiri, dan diharmkan jika lagu yang mendayu – dayu itu menggantikan
ibadah yang sebenarnya.
Artinya apa? Kesetiaan kita beribadah
tidak boleh digantikan dengan pilih – pilih siapa yang MC, nanti Firmannya apa,
pembicaranya siapa, lagunya apa! Tuhan menginginkan kesetianmu untuk datang
kepada-Nya! Karena itulah ibadah! Menyembah Tuhan dengan kesetiaan!
Saat ini sudah jarang didapati orang
yang tetap mau beribadah meskipun hujan dan tidak ada mobil, terkadang orang
jadi batal ibadah karena hujan!
Jarang juga orang yang tetap mau membawa
Alkitab ke gereja meskipun sudah ada alkitab elektronik di hp atau ipad. Memang
bukan sesuatu yang prinsip, tapi kakak berpendapat bahwa inilah cirri orang
Kristen: membawa Alkitab! Jika ketahuan membawa alkitab saja kita sudah malu
atau mungkin tidak mau membawanya karena berat, masihkah orang seperti itu
disebut Kristen?
Mari kita perhatikan lagi ayat 25
Janganlah kita menjauhkan diri dari
pertemuan – pertemuan ibadah kita seperti dibiasakan oleh beberapa orang,
tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang
hari Tuhan yang kian mendekat.
Alasan ketiga mengapa orang Kristen
beribadah adalah karena dia sudah ditebus, ibadah adalah bentuk tanggung jawab
dan ucapan syukur. Juga karena hari Tuhan semakin dekat. Artinya adalah kita
harus selalu waspada. Kita tidak tahu kapan Tuhan datang. Bersyukur jika saat
Tuhan datang kita berada dalam persekutuan seperti ini, tapi bagaimana jika
saat Tuhan datang kita kedapatan berada di mall dan melupakan Tuhan di sana?
Sedang asyik nonton kartun, dll. Apakah kita tidak akan begitu sedih saat itu?
Bagaimana jika nanti Tuhan berkata, “Aku tidak mengenalmu!”
Dan di dalam ayat ini juga mengandung
ajakan untuk setiap orang yang ada di sini untuk “saling menasihati” dan
“semakin giat”. Saling menasihati apabila ada di antara kita yang mulai malas –
malasan ikut KTB, ikut PD, ikut agama, atau ke gereja! Meskipun kita ditolak,
diejek, kita harus tetap melakukannya! Mengajak dengan tidak putus asa bahkan
semakin giat: semakin bersemangat hari demi hari!
Kita ingat lagi cerita tentang Nana dan
Rio di awal tadi. Jika kalian menjadi Nana, setelah mengetahui semua ini,
masihkan kalah dan tidak ikut PD, atau dengan berani mengatakan, “Tidak. Hari
Jumat aku ada PD, aku akan kerja kelompok selesai PD!”. Jika kita menjadi Rio,
maukah kita mematikan televise dan bersiap ke gereja, meninggalkan hal – hal
yang tampaknya menyenangkan dan pergi menyembah kepada Tuhan?
Tuhan menginginkan hatimu dan kesetiaanmu.
Untuk beribadah bukan karena lagu atau tema, tapi karena hatimu sungguh mau
beribadah kepada Tuhan.
Cyntia Puspa Pitaloka
No comments:
Post a Comment