Friday, September 27, 2013

True Worship

Photo source: http://timbob.files.wordpress.com/2008/12/worship.jpg

TRUE WORSHIP
Ibrani 10:24 – 25

Profil:
Karakter Kristen
Pengalaman Pembelajaran:
Memiliki kesetiaan/loyali-tas beribadah
TIU:
Peserta memiliki pemahaman yang benar tentang ibadah yang ditandai dengan kesetiaan beribadah
TIK:
1.     Peserta menjelaskan konsep (arti & pentingnya) ibadah menurut Alkitab.
2.     Peserta hadir rutin dalam mengikuti KTB/Persekutuan di Sekolah.
3.     Peserta hadir rutin dalam ibadah Minggu di gereja masing-masing.


Pengantar:
Nana, anak SMP, hari Jumat sepulang sekolah sudah siap – siap mau ikut PD. Tapi di tengah jalan, temannya ngajakin, “Nan, ayo bikin tugas mading sambil nunggu anak – anak cowo yang Jumatan!”. Dia jadi bingung, rasanya pengen banget ikut PD, tapi tugas mading itu harus dikumpulkan Senin depan. Kalau nggak mau kerja kelompok didenda, dan dia nggak punya uang lebih. Aduh, harus gimana dong? Akhirnya dengan berat hati dia nggak jadi ikut PD.

Rio seminggu lalu habis ujian. Hari ini hari Minggu dan dia ingin refreshing. Pengen nonton kartun seharian. Awalnya dia mau nonton satu aja, tapi kok habis itu masih ada ya? Aduh, kok asyik asyik ya filmnya? Aduh, ga kerasa sudah jam 12 siang! Aduh, nggak gereja deh!

[list jadwal tayang film kartun hari Minggu yang diputar di TV]

Ups, kok mirip sama aku ya? Yang senyum – senyum tu berarti pernah (atau malah sering, ya? Hehehee)

Memang harus kita akui bahwa kadang, ikut persekutuan itu halangannya banyak. Kadang kita udah pengen banget, tapi nggak bisa. Tapi kadang, kita memang ga mau berangkat karena kita mikir ada sesuatu yang lebih asyik dan menarik.

Tapi kalo mau dipikir – pikir lagi, ngapain sih, kita mesti susah – susah ibadah? Ikut PD, ke gereja, dll?

Apakah ibadah itu?
Secara umum, ibadah berarti penghormatan yang diberikan kepada suatu kuasa yang lebih superior, lebih besar, khususnya kepada Tuhan, biasanya diekspresikan/diwujudkan dalam bentuk doa, persembahan, dan ritual khusus1
Dalam kekristenan, bentuk ibadah itu dapat dibedakan menjadi 3 sesuai dengan jumlah orang yang terlibat di dalamnya1
  1. Ibadah pribadi kepada Allah. Antara manusia dengan Penciptanya. Ini seperti saat teduh, doa pribadi, membaca alkitab, PA pribadi.
  2. Ibadah keluarga. Dilakan di dalam suatu keluarga, kadang disebut mezbah keluarga.
  3. Ibadah umum. Pelayanan rohani dalam kumpulan orang – orang/ jemaat.
Mungkin di antara kita ada yang berpikir, “Kak, aku sudah baca alkitab sendiri di rumah, jadi ga usah ke gereja lagi, kan sama – sama ibadahnya!”. Kalau hal seperti ini yang kalian pikirkan, kakak dengan tegas berkata, “O, tidak bisa!” Tiga macam ibadah ini penting dan yang satu tidak dapat menggantikan yang lainnya.

Mengapa orang Kristen beribadah dan mengapa ibadah dalam persekutuan itu penting?
  1. Teladan dari Tuhan Yesus sendiri.
    Tuhan Yesus pergi beribadah dan mengajar dalam rumah ibadah. Mengapa Tuhan Yesus memilih mengajar di rumah ibadat, bukan di kuburan atau rumah makan? Karena di rumah ibadah berkumpul orang – orang percaya yang ingin mencari tahu kebenaran. Di dalamnya Tuhan Yesus mengajar dan diberitakanlah kebenaran!
  2. Karena Alkitab mengajarkan untuk bersekutu dengan orang orang percaya. Ibrani 10: 19-25

Pada perikop sebelumnya, penulis surat berbicara mengenai keselamatan dan karya penebusan yang berasal dari Tuhan sehingga manusia tidak perlu mempersembahkan korban lagi (1-18)
Karena apa yang telah Tuhan kerjakan itu, maka di perikop ini penulis berbicara mengenai tanggung jawab jemaat yang telah ditebus (19 – 25)
Ada 3 kata “marilah” (NIV: let us) yang berarti himbauan/ ajakan.
  1. Marilah menghadap Allah dengan hati yang tulus ikhlas dan keyakinan iman yang teguh (22)
    è Penekanan pada Iman yang teguh (full assurance of faith)
  2. Marilah teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita (23)
è Penekanan pada pengharapan (hope)
  1. Marilah saling memperhatikan supaya dapat saling mendorong dalam kasih dan pekerjaan baik (24)
è Penekanan pada kasih (love)
Jemaat yang telah ditebus harus memiliki: iman yang teguh, pengharapan akan keselamatan, dan kasih persaudaraan.
Ayat 25: larangan keras! untuk menjauhkan diri dari pertemuan ibadah seperti kebiasaan orang – ng.
Ajakan untuk memiliki iman yang teguh, berharap pada keselamatan, terus mengasihi, dan melarang untuk meninggalkan ibadah menggambarkan kecenderungan jemaat saat itu untuk meninggalkan iman karena dianiaya. Bahkan beberapa orang sudah melakukannya (seperti kebiasaan beberapa orang).
Arti:
Ketika itu jemaat memiliki tekanan berat: dianiaya. Seperti apa penganiayaannya? Dilempari batu saat beribadah, disesah, dituduh yang bukan – bukan atas imannya, diadili (ingat Stefanus)
Karena penganiayaaan itu mungkin mereka jadi takut untuk beribadah, kehilangan harapan, iman mulai goyah, sehingga mereka ada yang berpikir, “Ah, aku nggak usah deh beribadah hari ini,”

Sepertinya, kalimat, “Ah, aku nggak usah beribadah hari ini, deh!” bukan hanya dilontarkan oleh jemaat Ibrani saja, tetapi juga kita semua! Baik siswa, mahasiswa, alumni, ayah – ibu, om – tante, nenek – kakek, kakak – adik, dengan alasan yang berbeda – beda.
Karena kita di sini adalah siswa SMP, yuk kita lihat, apa aja yang bikin kita kadang bilang, “ah, aku nggak usah beribadah hari ini, dech!”:
  • Tugas kelompok (seni budaya, madding, pagelaran, dll)
  • Ajakan teman untuk berolah raga (sepak bola, berenang)
  • Ajakan teman untuk jalan – jalan “mumpung liburan/ mumpung kita semua kumpul”
  • Ajakan keluarga
  • Nonton film kartun
  • Ada”ibadah pengganti” di televisi, jadi di rumah aja nonton siaran ibadah, kalo iklan nonton TV yang lain
  • Aku bisa baca Alkitab sendiri di rumah
  • Anything else?
Memang bukan lagi penganiayaan yang dihadapi oleh kita sekalian, melainkan apa yang kelihatannya “lebih menarik, lebih menyenangkan dan lebih praktis”.
Kita hidup dalam lingkungan yang serba nyaman untuk beribadah. Di sekolah ada PD, ada pelajaran agama, ada KTB. Kita bisa bebas pergi ke gereja tanpa takut dianiaya, bahkan gereja itu tempatnya nggak jauh dari rumah kita. Tapi justru kenyamanan itu membuat kita menggampangkan untuk beribadah dan berpikir nanti – nanti saja.

Sedih sekali jika melihat anak – anak Kristen zaman sekarang seperti ini. Begitu tidak ada semangat untuk beribadah.
Kakak pernah berkesempatan mendengar secara langsung sharing seorang teman dari China. Seperti kita ketahui, China adalah Negara komunis. Di sana, beribadah adalah tindakan kriminal. Orang yang ketahuan beribadah akan dimasukkan penjara dan bukannya tidak mungkin untuk dibunuh! Dengan keadaan seperti itu, bagaimana orang Kristen di sana? Apa mereka lantas berpikir, “Ah, aku nggak usah ibadah saja”? Tidak! Mereka tetap beribadah. Ada gerakan persekutuan di bawah tanah di sana. Kenapa di bawah tanah? Supaya tidak ketahuan. Jika di rumah – rumah ada banyak orang berkumpul dan ada keributan pasti mencurigakan. Dan tahukah kalian bagaimana mereka memuji Tuhan? Mereka menyebutnya “silence praise”. Mereka memuji Tuhan dengan tidak bersuara. Jika ketahuan memuji Tuhan mereka juga akan dibunuh, karena itu mereka memuji Tuhan dalam keheningan. Hati mereka memuji Tuhan meskipun tanpa suara. Kakak menangis ketika mendengar cerita itu. Menyadari suatu kebodohan bahwa kadang saat kita beribadah, kita masih saja meributkan, “lagu – lagunaya nggak asyik. Nggak ada music yang aku suka,”. Betapa kita tidak ada apa – apanya dibanding dengan mereka dalam hal kesetiaan dan keberanian untuk mati demi imannya.

Mari kita buka dari Yohane 4:23-24
P. Baru: Yohanes: 4
4:23 Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian.
4:24 Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran."


Hal ini mendefinisikan makna terdalam dari penyembahan kita sebenarnya, bukan tentang seremonial seperti apa lagu – lagunya, musiknya menarik atau nggak, MC bisa ngajakin suka cita atau nggak, tapi menunjukkan ekspresi kasih dan penyembahan terdalam kepada Tuhan. Karena kita menyembah bukan karena lagunya. Tapi karena hati kita terarah kepada Tuhan. Segala hal yang dapat mendorong kita untuk melakukan penyembahan seperti lagu atau music hanyalah “alat bantu” dan tidak akan pernah menggantikan ibadah itu sendiri, dan diharmkan jika lagu yang mendayu – dayu itu menggantikan ibadah yang sebenarnya.
Artinya apa? Kesetiaan kita beribadah tidak boleh digantikan dengan pilih – pilih siapa yang MC, nanti Firmannya apa, pembicaranya siapa, lagunya apa! Tuhan menginginkan kesetianmu untuk datang kepada-Nya! Karena itulah ibadah! Menyembah Tuhan dengan kesetiaan!

Saat ini sudah jarang didapati orang yang tetap mau beribadah meskipun hujan dan tidak ada mobil, terkadang orang jadi batal ibadah karena hujan!
Jarang juga orang yang tetap mau membawa Alkitab ke gereja meskipun sudah ada alkitab elektronik di hp atau ipad. Memang bukan sesuatu yang prinsip, tapi kakak berpendapat bahwa inilah cirri orang Kristen: membawa Alkitab! Jika ketahuan membawa alkitab saja kita sudah malu atau mungkin tidak mau membawanya karena berat, masihkah orang seperti itu disebut Kristen?

Mari kita perhatikan lagi ayat 25
Janganlah kita menjauhkan diri dari pertemuan – pertemuan ibadah kita seperti dibiasakan oleh beberapa orang, tetapi marilah kita saling menasihati, dan semakin giat melakukannya menjelang hari Tuhan yang kian mendekat.

Alasan ketiga mengapa orang Kristen beribadah adalah karena dia sudah ditebus, ibadah adalah bentuk tanggung jawab dan ucapan syukur. Juga karena hari Tuhan semakin dekat. Artinya adalah kita harus selalu waspada. Kita tidak tahu kapan Tuhan datang. Bersyukur jika saat Tuhan datang kita berada dalam persekutuan seperti ini, tapi bagaimana jika saat Tuhan datang kita kedapatan berada di mall dan melupakan Tuhan di sana? Sedang asyik nonton kartun, dll. Apakah kita tidak akan begitu sedih saat itu? Bagaimana jika nanti Tuhan berkata, “Aku tidak mengenalmu!”

Dan di dalam ayat ini juga mengandung ajakan untuk setiap orang yang ada di sini untuk “saling menasihati” dan “semakin giat”. Saling menasihati apabila ada di antara kita yang mulai malas – malasan ikut KTB, ikut PD, ikut agama, atau ke gereja! Meskipun kita ditolak, diejek, kita harus tetap melakukannya! Mengajak dengan tidak putus asa bahkan semakin giat: semakin bersemangat hari demi hari!
Kita ingat lagi cerita tentang Nana dan Rio di awal tadi. Jika kalian menjadi Nana, setelah mengetahui semua ini, masihkan kalah dan tidak ikut PD, atau dengan berani mengatakan, “Tidak. Hari Jumat aku ada PD, aku akan kerja kelompok selesai PD!”. Jika kita menjadi Rio, maukah kita mematikan televise dan bersiap ke gereja, meninggalkan hal – hal yang tampaknya menyenangkan dan pergi menyembah kepada Tuhan?

Tuhan menginginkan hatimu dan kesetiaanmu. Untuk beribadah bukan karena lagu atau tema, tapi karena hatimu sungguh mau beribadah kepada Tuhan.

Cyntia Puspa Pitaloka

No comments: