Saturday, September 28, 2013

THE ROLE OF CHRISTIAN MEDICAL DOCTOR: A CALLING

THE ROLE OF CHRISTIAN MEDICAL DOCTOR: A CALLING

“Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.”
Efesus 2:10

Setiap orang diciptakan oleh Allah memiliki tujuan tertentu yang berbeda satu dengan yang lain. Dan tujuan itu adalah untuk melakukan pekerjaan yang baik. Tujuan itu sangat personal yang kemudian kita kenal sebagai “panggilan”. Oleh karena itu, setiap orang, dengan profesi atau pekerjaan apa pun, seharusnya tidak semata – mata melihat pekerjaannya sebagai suatu tugas atau kewajiban, melainkan suatu panggilan yang diberikan Allah kepadanya. Begitu pula dengan dokter. Setiap dokter harus menyadari bahwa dia menjadi dokter bukan karena “terjebak” dalam profesi dokter, melainkan suatu panggilan mulia untuk melakukan pekerjaan yang Tuhan inginkan.


Apa perbedaan mendasar antara seorang dokter Kristen dengan dokter lainnya? Mungkin keduanya bisa sama – sama melakukan pekerjaan baik, sama – sama memiliki hati yang mengasihi pasien, dan sama – sama memiliki keahlian dalam bidangnya, namun jelas dasar melakukannya berbeda. Orang dunia (orang yang tidak mengenal Kristus) melakukannya demi perbuatan baik itu, namun seorang Kristen melakukannya dengan pemahaman bahwa dosanya telah ditebus oleh Kristus. Karena itu, dalam melakukan pekerjaan, dia melakukannya sebagai ucapan syukur atas kebaikan dan kemurahan Tuhan.

Menyadari bahwa hidupnya adalah anugerah, maka sebagai seorang dokter Kristen, harus berusaha menyenangkan Tuhan dalam setiap area hidupnya. Hal ini berarti, dalam melakukan pekerjaan, kita harus melayani Tuhan dalam melayani setiap pasien kita. Kita harus melayani pasien kita dengan mendengarkan keluhan – keluhannya, membuatnya merasa nyaman, mengajarnya tentang penyakitnya, mendiagnosis, memberi prognosis, dan terapi. Tapi yang lebih penting, kita melayani dengan mengingatkan setiap pasien kita dengan mengingatkan bahwa tidak ada kesembuhan di luar Kristus. Kita menasihati, mengkonseling, dan memberi edukasi. Kita kadang menggunakan obat – obatan, tapi lebih lagi, kita harus mengucap syukur kepada Tuhan, meminta berkatNya atas obat – obatan itu. Yang terutama adalah kita harus tiap – tiap hari mencari Tuhan. Karena relasi yang dekat dengan Tuhan dan spiritualitas yang baik akan sangat berdampak pada setiap pengambilan keputusan yang kita lakukan (Seale, 2010). Kita harus memperlakukan pasies kita sebagai seorang yang jatuh, seorang yang berdosa yang membutuhkan penebusan lebih dari obat – obatan kita. Kita harus mengingat bahwa pasien kita memiliki tangggung jawab untuk dirinya sendiri di hadapan Tuhan sehingga kita tidak memaksanya untuk membayar biaya perawatan jika memang tidak mampu (Robert Maddox)

Itulah tanggung jawab dan peran seorang dokter Kristen di tengah masyarakat. Untuk hidup dalam panggilan itu terus – menerus, sampai saatnya berakhir. Dan di akhir, dokter itu bisa berkata, “Aku telah mengakhiri pertandingan yang baik, aku telah mencapai garis akhir dan aku telah memelihara iman” (2 Timotius 4:7). Soli Deo Gloria!

Works Cited
Robert Maddox, M. Defining the Christian Doctor. Journal of Biblical Ethics in Medicine , 5 (1), 22-27. Retrieved October 17, 2011. http://bmei.org/jbem/volume5/num1/maddox_defining_the_christian_doctor.pdf
Seale, D. C. (2010, August 25). The role of doctors' religious faith and ethnicity in taking ethically controversial decisions during end-of-life care. Retrieved October 17, 2011, from Journal of Medical Ethics: http://jme.bmj.com/content/early/2010/09/01/jme.2010.036194

Oleh:
Cyntia Puspa P
PD FKUA 08 - 010810581


No comments: