Saturday, September 28, 2013

Menari di Gurun

Photo source: http://www.prophotography.co.za/blogpics/5b2a397a18ce_D5DC/NAM11_5600-copy.jpg
[Latepost]

40 tahun kerasnya gurun telah mendewasakan Musa. Begitulah kukira yang terjadi. Musa menghabiskan 40 tahun pertama hidupnya dalam kemewahan Mesir. Didikan sebagai bangsawan ternyata tak membuat dia bijak. Bahkan kesadarannya sebagai bagian dari umat ibrani yang mendapat penyertaan Tuhan membuat dia berakhir dengan membunuh. 

Betapa bahyanya rasa tinggi hati dan rasa lebih baik dari orang lain itu, tinggi hati membuat dia beranggapan menghilangkan nyawa itu adalah hal yang benar. Lalu kaburlah ia dan tinggal di gurun. Di sana ia menikah dan memiliki anak. Memang tak dicritakan apa yang terjadi selama 40 tahun itu. Tapi respon Musa kemudian saat ia diutus Allah untuk menjadi penyelamat bangsanya, membuat kita mengetahui bahwa Musa sudah jauh dari rasa sombong dan tinggi hati oleh karena identitas yang melekat pada dirinya. 


Dia bertanya, "Siapakah aku ini?" Pengakuan akan kelemahan diri membuat Musa layak menerima tugas yang memang tak bisa dilakukan dengan kekuatan sendiri. Gurun mendewasakannya. Keterbuangannya membuat dia tahu bahwa dirinya bukanlah siapa siapa. Dalam keterasingan dia disiapkan untuk rencana besar Allah. 

Saudaraku, Jika saat ini engkau merasa terbuang dalam gurun seperti Musa. Hidup seperti tak menghasilkan apa2, janganlah putus asa. Mungkin Allah sedang menyiapkanmu untuk melakukan rencana besar-Nya. Nikmatilah gurunmu! Menarilah dalam kekeringan. Makin hauslah akan Dia, sampai waktu Dia mengutusmu untuk melakukan tugas yang telah diaediakan bagimu!

S.D.G 26052013

No comments: