1.1
Latar
Belakang
Ilmu
kedokteran selalu berkembang secara dinamis, dulu ilmu
kedokteran hanya berdasarkan
pengalaman empiris saja dimana keahlian pengobatan didapatkan secara turun
menurun dari generasi sebelumnya atau
berdasarkan pengalaman yang pernah didapat. Namun dengan hadirnya
para ilmuwan dan cendekiawan di
akhir era 1900-an, pengobatan yang dilakukan
mulai berdasar atas penelitian
klinis dan trial yang dilakukan di rumah-rumah
sakit. Akibat
perawatan di rumah sakit yang cukup mahal dan jumlah
penyakit di masyarakat yang masih tinggi, maka pengobatan yang bersifat kuratif atau hanya mengobati pasien tanpa
memperhatikan hal-hal lain dianggap belum cukup. Oleh sebab
itu,
mulai berkembanglah
konsep Era Kesehatan Masyarakat atau Public
Health Era, Menurut konsep ini, tenaga kesehatan tidak
hanya melakukan tindakan kuratif saja, melainkan juga tindakan promotif,
prevetif, dan rehabilitatif. Untuk
Menjalankan konsep ini maka
pemerintah membentuk Pusat Kesehatan Masyarakat
atau yang bisa disebut dengan Puskesmas.
Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis
(UPT) Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggung jawab menyelenggarakan
pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja (Kemenkes, 2004). Pembangunan
kesehatan tersebut berupa pelayanan kesehatan perseorangan tingkat primer dan
pelayanan kesehatan masyarakat tingkat primer. Sedangkan wilayah kerja yang
dimaksud adalah setingkat kecamatan. Pembangunan kesehatan baik perseorangan
maupun masyarakat yang dilakukan di
Puskesmas meliputi pelayanan promotif (peningkatan kesehatan), preventif
(pencegahan), kuratif (pengobatan), dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan). Dalam
pelaksanaannya, dibutuhkan berbagai sumber daya manusia untuk menunjang
kegiatan pelayanan promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
Bermacam-macam latar belakang disiplin ilmu akan saling bekerja sama demi
terwujudnya pelayanan kesehatan di Puskesmas yang efektif.
Peran dokter di Puskemas tidak hanya dalam hal
pengobatan terkait dengan jabatan fungsional sebagai seorang dokter Puskesmas,
tapi juga dapat berperan sebagai kepala Puskesmas maupun manager. Oleh sebab itu dokter Puskesmas selain memiliki bekal pengetahuan yang cukup tentang ilmu
kesehatan juga harus memiliki kemampuan yang memadai dalam hal organisasi, manajemen dan tata laksana pelayanan Puskesmas agar program-program
pelayanan Puskesmas dapat terlaksana
dengan baik. Hal ini tentu memerlukan latar
belakang pendidikan yang telah diperoleh dokter
saat kuliah serta pengalaman kerja
di Puskesmas dalam program pendidikan kedokteran.
Dokter muda program Clinical
Posting Senior (CPS) Kurikulum
Berbasis Kompetensi (KBK) di Departemen
Ilmu Kesehatan Masyarakat - Kedokteran Pencegahan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga diberi kesempatan untuk
menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh saat
kuliah, dan memiliki pengalaman bekerja
langsung di Puskesmas, dalam hal
ini adalah Puskesmas Banyu Urip Surabaya. Melalui pengamatan,
pelayanan, dan analisa hasil kegiatan yang dilakukan, diharapkan CPS KBK dapat memiliki
ketrampilan dalam pelayanan kedokteran primer dan sistem administrasi Puskesmas
sehingga dapat menjadi modal dalam praktik kedokteran selanjutnya.
1.2 Tujuan
Memahami kinerja Puskesmas dan
masalah kesehatan di wilayah kerja Puskesmas
Banyu Urip serta sistem administrasinya.
1.
Memahami keadaan
wilayah kerja Puskesmas Banyu Urip.
2.
Mempelajari
struktur organisasi Puskesmas Banyu Urip.
3.
Mengetahui
manajemen Puskesmas Banyu Urip.
4.
Mengetahui
program-program Puskesmas Banyu Urip dan pelaksanaannya.
5.
Mengetahui bentuk
pencatatan dan pelaporan Puskesmas Banyu Urip.
6.
Mengetahui
permasalahan yang ada di 3 UPK (Upaya Pokok
Kesehatan) wajib terpilih yaitu gizi, KIA, dan promkes di Puskesmas Banyu Urip dan menentukan solusi yang dapat dilakukan.
1.3
Manfaat
Menjalin kerjasama
antara pihak Puskesmas dengan CPS KBK. Masukan bagi Puskesmas dari laporan dan
saran dari CPS KBK dapat digunakan untuk perbaikan serta peningkatan upaya
kesehatan di wilayah Puskesmas Banyu Urip.
1. CPS
KBK memperoleh pengetahuan tentang struktur organisasi dan manajemen Puskesmas Banyu
Urip.
2.
CPS KBK memperoleh
pengetahuan tentang sarana dan lingkungan Puskesmas Banyu Urip.
3.
CPS KBK memperoleh
pengetahuan tentang program-program Puskesmas Banyu Urip berikut
penatalaksanaannya.
4.
CPS KBK memperoleh
pengalaman bersosialisasi dengan masyarakat secara langsung di wilayah kerja Puskesmas
Banyu Urip.
5.
CPS KBK dapat
mengaplikasikan ilmu yang didapat di perkuliahan
6.
CPS KBK mendapat
pengalaman kerja yang dapat digunakan saat menjadi dokter
No comments:
Post a Comment