Friday, September 27, 2013

KARUNIA KESENDIRIAN

"Memaksimalkan waktumu sebagai seorang lajang"

Hadiah yang berbeda untuk orang yang berbeda

Mari kita lihat bagaimana Alkitab menggambarkan kesendirian - kamu mungkin akan terkejut.
Dalam 1 Korintus 7, Rasul Paulus menghabiskan banyak waktu menjawab pertanyaan jemaat Korintus telah tentang pernikahan dan hidup melajang. Berikut adalah apa yang dia katakan dalam ayat 7-9:

Namun demikian alangkah baiknya, kalau semua orang seperti aku; tetapi setiap orang menerima dari Allah karunianya yang khas, yang seorang karunia ini, yang lain karunia itu. Tetapi kepada orang-orang yang tidak kawin dan kepada kamu-kamu aku anjurkan, supaya baiklah mereka tinggal dalam keadaan seperti aku. Tetapi kalau mereka tidak dapat menguasai diri, baiklah mereka kawin. Sebab lebih baik kawin dari pada hangus karena hawa nafsu.

Paulus mengatakan bahwa keadaan hidup yang kita miliki saat ini adalah suatu karunia. Menikah adalah karunia yang baik, dan menjadi seorang lajang adalah juga karunia yang baik. Dua hal itu adalah dari Allah. Alkitab mendorong kita untuk menjadi saleh, apapun status hubungan kita - menikah atau melajang. Masing-masing memiliki keuntungan, dan masing-masing ada perjuangannya. Tapi apa pun status kita, kita harus mengikut Tuhan.

Hal ini seperti membandingkan hidup di desa dan di kota. Ada hal-hal yang baik dan hal-hal buruk mengenai keduanya. Tapi keduanya adalah karunia dari Allah, dan di mana pun kita hidup, kita harus memuliakan Dia.
Kategori lain yang muncul ke pikiran kita, tentu saja, adalah "pacaran". Untuk saat ini, mari kita katakan saja prinsip yang berlaku untuk memuliakan Tuhan dalam apapun keadaan hidup kita.

Manfaat menjadi lajang
Karena kita saat ini fokus kepada karunia kesendirian yang berasal dari Tuhan, kita akan memikirkan bagaimana cara memuliakan Allah sebagai seorang lajang.
Seperti saya sebutkan sebelumnya, ada beberapa perjuangan yang nyata untuk menjadi lajang.
  • Mungkin teman-temanmu memaksamu untuk pacaran dengan laki-laki atau perempuan tertentu
  • Mungkin kamu sering digoda dan diejek karena tidak memiliki pacar
  • Mungkin kamu merasa benar-benar kesepian
Sekali lagi saya ingin mengakui bahwa  perjuangan saat melajang itu nyata ada. Tapi kita perlu berhati-hati supaya kita tidak menjadikan pernikahan sebagai berhala. Kita tidak bisa berpikir bahwa menikah, atau bahkan mendapatkan pacar dalam hal ini, akan menyelesaikan semua masalah kita. Jangan salah, saya memang suka pernikahan! Tetapi pernikahan memiliki beberapa perjuangan yang nyata -- perjuangan yang tidak akan ada jika aku masih lajang. Jadi pacaran dan pernikahan tidak menghilangkan masalah, mereka hanya memberikan satu set yang berbeda.

Tapi seperti pernikahan memiliki banyak kesenangan dan keuntungan, begitu juga saat melajang! Berikut adalah bagaimana Paulus menggambarkannya:

Aku ingin, supaya kamu hidup tanpa kekuatiran. Orang yang tidak beristeri memusatkan perhatiannya pada perkara Tuhan, bagaimana Tuhan berkenan kepadanya.Orang yang beristeri memusatkan perhatiannya pada perkara duniawi, bagaimana ia dapat menyenangkan isterinya, dan dengan demikian perhatiannya terbagi-bagi. Perempuan yang tidak bersuami dan anak-anak gadis memusatkan perhatian mereka pada perkara Tuhan, supaya tubuh dan jiwa mereka kudus. Tetapi perempuan yang bersuami memusatkan perhatiannya pada perkara duniawi, bagaimana ia dapat menyenangkan suaminya. Semuanya ini kukatakan untuk kepentingan kamu sendiri, bukan untuk menghalang-halangi kamu dalam kebebasan kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu melakukan apa yang benar dan baik, dan melayani Tuhan tanpa gangguan (1 Korintus 7:32-35).

Seperti Paulus berkata: saat kamu lajang, kamu bisa mencurahkan lebih banyak waktu dan energi untuk Tuhan dan kepentingan-Nya. Kamu tidak terganggu oleh tanggung jawabmu untuk orang lain. 

Memaksimalkan waktu kelajanganmu
Ada beberapa keuntungan besar menjadi lajang. Tapi yang terbesar dan terbaik adalah bahwa kamu dapat memiliki semua waktu ini untuk melayani Tuhan. Lebih banyak waktu untuk pergi pada kamp-kamp, ​​pergi ke kelompok pemuda, membaca Alkitab dengan orang lain, berdoa, dan membantu di gereja.
Melajang adalah suatu berkat. Sangat penting untuk tidak meletakkan pernikahan sebagai tujuan utama. Tujuan akhir adalah percaya Yesus dan hidup untuk Dia sampai Dia kembali, terlepas dari status hubunganmu. Jadi jangan menghabiskan waktumu dengan  ingin segera membuang jauh masa lajangmu, menunggu waktu untuk menikah, atau berpacaran. Pertanyaan yang seharusnya adalah "saat aku tidak menikah, bagaimana caraku supaya bisa melayani Tuhan dengan baik?"
Gunakan masa hidup ini untuk membawa kemuliaan bagi Tuhan. Melajang adalah karunia, jangan mengharapkan supaya karunia itu lekas pergi.

Oleh:
Edward Sowden

Seperti yang diterjemahkan dengan perubahan dari
http://fervr.net/teen-life/the-gift-of-singleness

No comments: