Saturday, September 28, 2013

REFERAT MORNING REPORT

Pembimbing :

Dr. HANTORO ISHARDYANTO, Sp.B (ONK)



DEPT/SMF. ILMU BEDAH RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2012

1.        INDIKASI MASUK RUMAH SAKIT PASIEN LUKA BAKAR
Sistem Grading untuk Keparahan Luka Bakar dan Pembagian Penanganan Luka Bakar Berdasarkan American Burn Association

Jenis Luka Bakar

Minor
Moderate
Major
Kriteria
<10 %  luas luka bakar  pada dewasa
<5 % luas luka bakar pada orang muda atau orang tua
<2 % luas luka bakar full thickness
10 – 20 % luas luka bakar pada dewasa
5 – 10 % luas luka bakar pada orang muda atau orang tua
2 – 5% luka bakar full thickness
Trauma tegangan tinggi
Suspek trauma inhalasi
Luka bakar dengan comorbid penyakit medis yang lain yang dapat menyebabkan infeksi pada pasien (diabetes, penyakit sel sabit, dll)
Luka bakar melingkar
>20 % luas luka bakar pada dewasa
> 10 % luas luka bakar pada orang muda dan orang tua
> 5 % luka bakar full thickness
Luka bakar tegangan tinggi
Trauma inhalasi
Setiap luka bakar yang signifikan pada wajah, mata, telinga, gentalia, atau sendi
Trauma ikutan ang signifikan (contoh: fraktur, trauma major yang lain)
Penanganan
Rawat Jalan
Rawat Inap
Rujuk ke pusat luka bakar
Keterangan:
Luka bakar yang dimaksud adalah luka bakar partial thickness atau full thickness kecuali disebutkan lain
Orang muda = pasien berusia < 10 tahun
Dewasa = pasien berusia 10 – 50 tahun
Tua = pasien berusia  > 50 tahun

Klasifikasi Luka Bakar Berdasarkan Tingkat Kedalaman


Karakteristik
Klasifikasi
Penyebab
Penampakan
Sensasi
Healing Time
Scar
Luka Bakar Superfisial
Sinar Ultravioloet, Terpapar Cahaya
Kering dan Merah; Memucat  dengan Tekanan
Nyeri
3 – 6 hari
Tidak
Luka Bakar Parsial Superfisial
Air mendidih (tumpah atau menyemprot), Terpapar cahaya
Melepuh; lembab, merah, memucat dengan tekanan
Nyeri
7 – 20 hari
Tidak biasa, potensial perubahan pigmen
Luka Bakar Parsial Dalam
Air mendidih (tumpah), cahaya, minyak,
Melepuh (mudah pecah_, basah atau kering seperti lilin; warna bervariasi (putih ke merah), tidak memucat dengan tekanan
Hanya perceptive pada tekanan
Lebih dari 21 hari
Berisiko berat untuk terjadi kontraktur (hipertrofik)
Luka Bakar Dalam
Air mendidih, cahaya, uap, minyak, bahan kimia, listrik tegangan tinggi
Putih seperti lilin sampai abu-abu dan hitam, kering dan tidak elastis, tidak memucat dengan tekanan
Tekanan dalam saja
Tidak pernah (jika luka bakar terjadi pada lebih dari 2 persen luas tubuh)
Sangat berisiko besar untuk terjadi kontraktur

Sumber:
Morgan, E. e. (2000 , Nov 1). Ambulatory management of Burn. Am Fam Physician, 62(9), 2015-2016. [online] diakses 16 september 2012. Sumber: www.aafp.org/afp/2000/1101/p2015


2.        INDIKASI MRS PASIEN CA MAMMAE
  1. Indikasi Kegawatdaruratan Onkologi
Darurat onkologi didefinisikan sebagai setiap peristiwa akut berpotensi mengancam nyawa, baik secara langsung maupun tidak langsung berhubungan dengan kanker pasien atau pengobatannya. Jika tidak diantisipasi, ditemukan, dan diobati secara efektif, cepat dapat menyebabkan morbiditas permanen atau kematian pasien. Diantaranya adalah:
  1.  Sudden death
  2. Malignant pericardial tamponade
  3. Emboli Paru
  4. Syncope
  5. Superior Vena Cava Syndrome
  6. Perdarahan Aktif
  7. Extravasasi obat kemoterapi
  8. Acute Respiratory Distress Syndrome
  9. Efusi Pleura Masif
  10. Obstruksi Airway
  11. Tumor Lysis Syndrome
  12. Cytokine Release Syndrome

  1. Indikasi Elektif Terapi (terutama Pembedahan)
`           Dalam menentukan indikasi terapi pada pasien Ca Mammae selain tingkat operabilitas tumor itu sendiri, diperlukan sebuah tolak ukur yang dapat dipercaya mengenai prognostik pasien tersebut. Diantara penilaian tersebut adalah  Nottingham Prognostic Index yang dikembangkan sejak 1982 sebagai alat untuk menentukan terapi Ca Mammae.
Ada tiga variasi yang dinilai, yaitu : grade dari tumor, jumlah Kelenjar Getah Bening yang terlibat, dan ukuran dari tumor tersebut.
Grade dari tumor (G) diberikan skor antara 1-3 sesuai modifikasi dari Bloom-Richardson.
Jumlah KGB yang terlibat (L) diberikan skor antara 1-3
  1. Tidak ada KGB
  2. 1-3 KGB
  3. >3 KGB
Ukuran tumor dalam cm (S) maka rumus NPI dapat dilambangkan sebagai:
Description:  G + L + (S \times 0.2)
Yang kemudian dapat ditentukan,
NPI and survival
NPI score
Prognosis
5-year survival
2.0-2.4
Excellent
93%
2.4-3.4
Good
85%
3.4-5.4
Moderate
70%
>5.4
Poor
50%


Sumber:



3.        GREEN STICK FRACTURE
Adalah fraktur yang biasanya terjadi pada anak-anak di mana tulang melengkung atau membengkok (seperti ranting). Fraktur ini terjadi pada anak anak yang konsistensi tulangnya masih lebih lunak dibandingkan dengan tulang dewasa. Anak – anak juga dapat menahan trauma di mana tulangnya mengalami deformitas tanpa menampakkan gambaran fraktur pada foto x-ray.

Sumber:
Solomon, L., Warwick, D., & Nayagam, S. (2010). Apley's System of Orthopaedics and Fractures (9 ed.). London: Hodder Arnold.




4.        FINGERTIP INJURY
Fingertip injury adalah setiap luka /trauma pada soft tissue, kuku, atau tulang pada distal dari insersi tendon musculus flexor digiti et pollicis longus dan ekstensor digitalalis et pollicis longus.
Fingertip injury meliputi crush injury pada fingertip (subungual hematoma, laserasi nail bed, amputasi parsial atau komplit dari fingertip, amputasi pulp, dan fraktur pada distal phalang), mallet finger, avulsi flexor digitorum profundus, dan dislokasi sendi distal interphalang.

Sumber:
Yeo C J, S. S. (2010). Fingertip Injuries. Singapore Medical Journal, 51(1), 78. [online], diakses 16 September 2012. Dari smj.sma.org.sg/5101/5101pe1.pdf
5.             BATU GALLBLADDER DAN IKTERUS OBSTRUKTIF
Batu Gallbladder (Gallstone) dan Kolik Bilier (Cholecystitis)
Cholecystitis kronis adalah bentuk umum dari simptomatis gallbladder disease dan berhubungan dengan cholelithiasis pada hampir semua kasus. Secara umum, terminologi cholecystitis adalah setiap keadaan di mana tampak batu pada gallbladder secara histologis.
Kolik bilier, gejala yang paling tampak, disebabkan oleh obstruksi transient dari duktus sistikus. Nyeri biasanya timbul secara tiba-tiba dan mereda perlahan, dalam hitungan menit atau jam. Nyeri pada kolik bilier biasanya menetap – tidak intermiten, seperti kolik intestinal. Pada beberapa pasien, serangan terjadi setelah makan; pada yang lainnya, tidak ada hubungan dengan makan sama sekali. Frekuensi serangan bervariasi, mulai dari hampir terus – menerus sampai tahunan. Mual dan muntah kadang menyertai nyeri.
Kolik bilier biasanya dirasakan pada kuadran kanan atas dari abdomen, tapi di daerah epigastric dan perut kiri juga sering, dan beberapa pasiaen mengalami nyeri dada. Nyeri dapat menjalar sepanjang batas costa sampai ke punggung atau dapat teralih ke regio skapula. Pada serangan yang berat, pasien biasanya terguling di tempat tidur, mengubah posisi dengan sering untuk dapat merasa nyaman.
Selama serangan, kadang terdapat nyeri tekan pada kuadran kanan atas, dan gallbladder jarang teraba.
Intoleransi makanan berlemak, dispepsia, gangguan pencernaan, heartburn, flatulen, mual, dan sendawa adalah gejala lain yang berhubungan dengan batu gallbladder.
Diagnosis esensial untuk Gallstone dan kolik bilier adalah:
-          Nyeri abdominal episodik
-          Dispepsia
-          Batu gallbladder pada cholecystography atau USG

Choledocholithiasis
Choledocholithiasis adalah batu pada ductus communis. Gejala yang tampak pada pasien adalah ikterus dengan demam tinggi dan menggigil, atau dapat juga tampak sangat sehat. Gallbladder yang dapat teraba tidak biasa pada pasien dengan ikterus obstruktif dari duktus communis karena obstruksinya transien dan parsial. Nyeri tekan mungkin terdapat pada kuadran kanan atas tapi tidak sering. Nyeri tekan pada hepar yang membesar dapat juga muncul.
Tanda
Choledocholithiasis dapat asimtomatis atau dapat juga terjadi sudden toxic cholangitis. Keseriusan penyakit ini sebanding dengan derajat obstruksi, lamanya penyakit, dan adanya infeksi bakterial sekunder. Kolik bilier, ikterus, dan pandkreatitis mungkin dapat ditemukan tersendiri atau sebagai kombinasi dari gejala infeksi.
Kolik bilier pada choledocholithiasis tidak dapat dibedakan dari kolik bilier pada batu gallbladder. Nyeri dirasakan pada regio subcosta kanan, epigastrium, atau bahkan substrenal. Nyeri alih pada skapula kanan juga sering didapat.
Choledocholithiasis harus dicurigai jika terdapat demam intermitten, menggigil, atau ikterus yang disertai kolik bilier. Beberapa pasien menandai dengan urine yang berwarna lebih gelap selama serangan.
Pruritus biasanya terjadi sebagai akibat obstruksi yang persisten dan lama. Gatal-gatal lebih terasa pada cuaca hangat ketika pasien berkeringat dan biasanya lebih parah di ekstremitas daripada pada tubuh.

Sumber:
Doherty, G. M. (2010). CURRENT Diagnosis & Treatment: Surgery (13 ed.). Lange Medical Publication.


6.        GASTROSCHISIS DAN OMPHALOCELE
Gastroschisis dan Omphalocele adalah dua kelainan kongenital defek dinding abdomen yang paling umum. Ringkasan perbedaan antara keduanya dapat dilihat pada tabel berikut:


Omphalocele
Gastrochisis
Sac
Present
Absent
Anomali penyerta
Common
Uncommon
Lokasi defek
Umbilikus
Sisi kanan umbilikus
Maternal age
Rata - rata
Lebih muda, bayi prematur
Cara persalinan
Seksio sesaria/ pervaginam
Pervaginam
Manajemen bedah
Tidak urgent
Urgent
Faktor prognostik
Anomali penyerta
Kondisi usus

Kedua kelainan ini dapat didiagnosis prenatal melalui skrining serum maternal rutin dan USG. Anomali penyerta yang paling sering pada penderita gastroschisi adalah bowel atresia, limb-body wall defect syndrome (amniotic band syndrome), yaitu meningocele, abnormal genitalia, atresia intestinal.

Christison-Lagay, E. (2011). Neonatal Abdominal Wall Defect. Seminars in Fetal & Neonatal Medicine 16 (hal. 164-172). Elsevier. [online] diakses 16 September 2012 dari pediatrics.unm.edu


7.        COLD ABSCESS
Cold abscess didefiniskan sebagai abses yang tidak berhubungan dengan eritema, panas, ataupun nyeri. Biasanya cold abses disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis. Namun mungkin juga cold abscess disebabkan oleh mycobacteria lain selain tuberculosis. Semua kasus dengan bukti adanya nekrosis kaseosa, sel giant, dan AFB didiagnosis sebagai cold abscess.
Cold Abscess merupakan abses yang tidak disebabkan oleh bakteri piogenik. Disebut cold hanya untuk membandingkan dengan abses pyogenic.

Sumber:
Paik, H. C. (2002). Surgical Treatment of Tuberculosis Cold Abscess of The Chest Wall. Yansei Med J, 43(3), 309-314. [online] diakses 16 September 2012 dari www.eymj.org
Solomon, L., Warwick, D., & Nayagam, S. (2010). Apley's System of Orthopaedics and Fractures (9 ed.). London: Hodder Arnold.



1 comment:

maydavid said...

I was looking on ideas to write a good comments and ended up here through google.
I could not get what i wanted but read you article though.
Nice One. Best of Luck!
kohl's free shipping mvc