Pembimbing
:
Dr. HANTORO ISHARDYANTO, Sp.B (ONK)
DEPT/SMF. ILMU BEDAH RSUD Dr.
SOETOMO SURABAYA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
2012
1.
INDIKASI MASUK RUMAH SAKIT PASIEN LUKA BAKAR
Sistem Grading untuk Keparahan Luka Bakar dan Pembagian
Penanganan Luka Bakar Berdasarkan American Burn Association
Jenis Luka Bakar
|
|||
|
Minor
|
Moderate
|
Major
|
Kriteria
|
<10 % luas luka bakar pada dewasa
<5 % luas luka
bakar pada orang muda atau orang tua
<2 % luas luka
bakar full thickness
|
10 – 20 % luas
luka bakar pada dewasa
5 – 10 % luas
luka bakar pada orang muda atau orang tua
2 – 5% luka bakar
full thickness
Trauma tegangan
tinggi
Suspek trauma
inhalasi
Luka bakar dengan
comorbid penyakit medis yang lain yang dapat menyebabkan infeksi pada pasien
(diabetes, penyakit sel sabit, dll)
Luka bakar
melingkar
|
>20 % luas
luka bakar pada dewasa
> 10 % luas
luka bakar pada orang muda dan orang tua
> 5 % luka
bakar full thickness
Luka bakar
tegangan tinggi
Trauma inhalasi
Setiap luka bakar
yang signifikan pada wajah, mata, telinga, gentalia, atau sendi
Trauma ikutan ang
signifikan (contoh: fraktur, trauma major yang lain)
|
Penanganan
|
Rawat Jalan
|
Rawat Inap
|
Rujuk ke pusat
luka bakar
|
Keterangan:
Luka bakar yang dimaksud adalah luka bakar partial
thickness atau full thickness kecuali disebutkan lain
Orang muda = pasien berusia < 10 tahun
Dewasa = pasien berusia 10 – 50 tahun
Tua = pasien berusia
> 50 tahun
Klasifikasi Luka Bakar Berdasarkan Tingkat Kedalaman
|
|
Karakteristik
|
|||
Klasifikasi
|
Penyebab
|
Penampakan
|
Sensasi
|
Healing Time
|
Scar
|
Luka Bakar
Superfisial
|
Sinar
Ultravioloet, Terpapar Cahaya
|
Kering dan Merah;
Memucat dengan Tekanan
|
Nyeri
|
3 – 6 hari
|
Tidak
|
Luka Bakar Parsial
Superfisial
|
Air mendidih
(tumpah atau menyemprot), Terpapar cahaya
|
Melepuh; lembab,
merah, memucat dengan tekanan
|
Nyeri
|
7 – 20 hari
|
Tidak biasa,
potensial perubahan pigmen
|
Luka Bakar
Parsial Dalam
|
Air mendidih
(tumpah), cahaya, minyak,
|
Melepuh (mudah
pecah_, basah atau kering seperti lilin; warna bervariasi (putih ke merah),
tidak memucat dengan tekanan
|
Hanya perceptive
pada tekanan
|
Lebih dari 21
hari
|
Berisiko berat
untuk terjadi kontraktur (hipertrofik)
|
Luka Bakar Dalam
|
Air mendidih,
cahaya, uap, minyak, bahan kimia, listrik tegangan tinggi
|
Putih seperti
lilin sampai abu-abu dan hitam, kering dan tidak elastis, tidak memucat
dengan tekanan
|
Tekanan dalam
saja
|
Tidak pernah
(jika luka bakar terjadi pada lebih dari 2 persen luas tubuh)
|
Sangat berisiko
besar untuk terjadi kontraktur
|
Sumber:
Morgan, E. e. (2000 , Nov 1).
Ambulatory management of Burn. Am Fam Physician, 62(9), 2015-2016. [online] diakses 16 september 2012. Sumber: www.aafp.org/afp/2000/1101/p2015
2.
INDIKASI
MRS PASIEN CA MAMMAE
- Indikasi
Kegawatdaruratan Onkologi
Darurat
onkologi didefinisikan sebagai setiap peristiwa akut berpotensi
mengancam nyawa, baik secara langsung maupun tidak langsung berhubungan dengan kanker
pasien atau pengobatannya.
Jika tidak diantisipasi,
ditemukan, dan diobati secara efektif,
cepat dapat menyebabkan morbiditas permanen atau kematian pasien. Diantaranya adalah:
- Sudden death
- Malignant
pericardial tamponade
- Emboli
Paru
- Syncope
- Superior
Vena Cava Syndrome
- Perdarahan
Aktif
- Extravasasi
obat kemoterapi
- Acute
Respiratory Distress Syndrome
- Efusi
Pleura Masif
- Obstruksi
Airway
- Tumor
Lysis Syndrome
- Cytokine
Release Syndrome
- Indikasi
Elektif Terapi (terutama Pembedahan)
` Dalam menentukan indikasi
terapi pada pasien Ca Mammae selain tingkat operabilitas tumor itu sendiri,
diperlukan sebuah tolak ukur yang dapat dipercaya mengenai prognostik pasien
tersebut. Diantara penilaian tersebut adalah
Nottingham Prognostic Index yang dikembangkan sejak 1982 sebagai
alat untuk menentukan terapi Ca Mammae.
Ada tiga variasi yang dinilai, yaitu : grade dari tumor, jumlah
Kelenjar Getah Bening yang terlibat, dan ukuran dari tumor tersebut.
Grade dari tumor (G) diberikan skor antara 1-3 sesuai modifikasi dari
Bloom-Richardson.
Jumlah KGB yang terlibat (L) diberikan skor antara 1-3
- Tidak
ada KGB
- 1-3
KGB
- >3
KGB
Ukuran tumor dalam cm (S) maka rumus NPI dapat dilambangkan sebagai:
Yang kemudian dapat ditentukan,
NPI and survival
|
||
NPI score
|
Prognosis
|
5-year survival
|
2.0-2.4
|
Excellent
|
93%
|
2.4-3.4
|
Good
|
85%
|
3.4-5.4
|
Moderate
|
70%
|
>5.4
|
Poor
|
50%
|
Sumber:
3.
GREEN STICK FRACTURE
Adalah fraktur yang biasanya terjadi pada anak-anak di mana tulang
melengkung atau membengkok (seperti ranting). Fraktur ini terjadi pada anak
anak yang konsistensi tulangnya masih lebih lunak dibandingkan dengan tulang
dewasa. Anak – anak juga dapat menahan trauma di mana tulangnya mengalami
deformitas tanpa menampakkan gambaran fraktur pada foto x-ray.
Sumber:
Solomon, L., Warwick, D., &
Nayagam, S. (2010). Apley's System of Orthopaedics and Fractures (9
ed.). London: Hodder Arnold.
4.
FINGERTIP INJURY
Fingertip injury adalah setiap luka /trauma pada soft tissue, kuku, atau
tulang pada distal dari insersi tendon musculus flexor digiti et pollicis
longus dan ekstensor digitalalis et pollicis longus.
Fingertip injury meliputi crush injury pada fingertip (subungual hematoma,
laserasi nail bed, amputasi parsial atau komplit dari fingertip, amputasi pulp,
dan fraktur pada distal phalang), mallet finger, avulsi flexor digitorum
profundus, dan dislokasi sendi distal interphalang.
Sumber:
Yeo C J, S. S. (2010). Fingertip
Injuries. Singapore Medical Journal, 51(1), 78. [online], diakses 16 September 2012. Dari
smj.sma.org.sg/5101/5101pe1.pdf
5.
BATU GALLBLADDER DAN IKTERUS OBSTRUKTIF
Batu Gallbladder (Gallstone) dan Kolik Bilier
(Cholecystitis)
Cholecystitis kronis adalah bentuk umum dari simptomatis gallbladder
disease dan berhubungan dengan cholelithiasis pada hampir semua kasus. Secara
umum, terminologi cholecystitis adalah setiap keadaan di mana tampak batu pada gallbladder
secara histologis.
Kolik bilier, gejala yang paling tampak, disebabkan oleh obstruksi
transient dari duktus sistikus. Nyeri biasanya timbul secara tiba-tiba dan
mereda perlahan, dalam hitungan menit atau jam. Nyeri pada kolik bilier
biasanya menetap – tidak intermiten, seperti kolik intestinal. Pada beberapa
pasien, serangan terjadi setelah makan; pada yang lainnya, tidak ada hubungan
dengan makan sama sekali. Frekuensi serangan bervariasi, mulai dari hampir
terus – menerus sampai tahunan. Mual dan muntah kadang menyertai nyeri.
Kolik bilier biasanya dirasakan pada kuadran kanan atas dari abdomen, tapi
di daerah epigastric dan perut kiri juga sering, dan beberapa pasiaen mengalami
nyeri dada. Nyeri dapat menjalar sepanjang batas costa sampai ke punggung atau
dapat teralih ke regio skapula. Pada serangan yang berat, pasien biasanya
terguling di tempat tidur, mengubah posisi dengan sering untuk dapat merasa
nyaman.
Selama serangan, kadang terdapat nyeri tekan pada kuadran kanan atas, dan
gallbladder jarang teraba.
Intoleransi makanan berlemak, dispepsia, gangguan pencernaan, heartburn,
flatulen, mual, dan sendawa adalah gejala lain yang berhubungan dengan batu
gallbladder.
Diagnosis esensial untuk Gallstone dan kolik bilier adalah:
-
Nyeri abdominal
episodik
-
Dispepsia
-
Batu gallbladder
pada cholecystography atau USG
Choledocholithiasis
Choledocholithiasis adalah batu pada ductus communis. Gejala yang tampak
pada pasien adalah ikterus dengan demam tinggi dan menggigil, atau dapat juga
tampak sangat sehat. Gallbladder yang dapat teraba tidak biasa pada pasien
dengan ikterus obstruktif dari duktus communis karena obstruksinya transien dan
parsial. Nyeri tekan mungkin terdapat pada kuadran kanan atas tapi tidak
sering. Nyeri tekan pada hepar yang membesar dapat juga muncul.
Tanda
Choledocholithiasis dapat asimtomatis atau dapat juga terjadi sudden toxic
cholangitis. Keseriusan penyakit ini sebanding dengan derajat obstruksi,
lamanya penyakit, dan adanya infeksi bakterial sekunder. Kolik bilier, ikterus,
dan pandkreatitis mungkin dapat ditemukan tersendiri atau sebagai kombinasi
dari gejala infeksi.
Kolik bilier pada choledocholithiasis tidak dapat dibedakan dari kolik
bilier pada batu gallbladder. Nyeri dirasakan pada regio subcosta kanan,
epigastrium, atau bahkan substrenal. Nyeri alih pada skapula kanan juga sering
didapat.
Choledocholithiasis harus dicurigai jika terdapat demam intermitten,
menggigil, atau ikterus yang disertai kolik bilier. Beberapa pasien menandai
dengan urine yang berwarna lebih gelap selama serangan.
Pruritus biasanya terjadi sebagai akibat obstruksi yang persisten dan lama.
Gatal-gatal lebih terasa pada cuaca hangat ketika pasien berkeringat dan
biasanya lebih parah di ekstremitas daripada pada tubuh.
Sumber:
Doherty, G. M. (2010). CURRENT
Diagnosis & Treatment: Surgery (13 ed.). Lange Medical Publication.
6.
GASTROSCHISIS DAN OMPHALOCELE
Gastroschisis dan Omphalocele adalah dua kelainan kongenital defek dinding
abdomen yang paling umum. Ringkasan perbedaan antara keduanya dapat dilihat
pada tabel berikut:
|
Omphalocele
|
Gastrochisis
|
Sac
|
Present
|
Absent
|
Anomali penyerta
|
Common
|
Uncommon
|
Lokasi defek
|
Umbilikus
|
Sisi kanan umbilikus
|
Maternal age
|
Rata - rata
|
Lebih muda, bayi prematur
|
Cara persalinan
|
Seksio sesaria/ pervaginam
|
Pervaginam
|
Manajemen bedah
|
Tidak urgent
|
Urgent
|
Faktor prognostik
|
Anomali penyerta
|
Kondisi usus
|
Kedua kelainan ini dapat didiagnosis prenatal melalui skrining serum
maternal rutin dan USG. Anomali penyerta yang paling sering pada penderita
gastroschisi adalah bowel atresia, limb-body wall defect syndrome (amniotic
band syndrome), yaitu meningocele, abnormal genitalia, atresia intestinal.
Christison-Lagay, E. (2011).
Neonatal Abdominal Wall Defect. Seminars in Fetal & Neonatal Medicine 16
(hal. 164-172). Elsevier. [online] diakses
16 September 2012 dari pediatrics.unm.edu
7.
COLD ABSCESS
Cold abscess didefiniskan sebagai abses yang tidak berhubungan dengan
eritema, panas, ataupun nyeri. Biasanya cold abses disebabkan oleh
mycobacterium tuberculosis. Namun mungkin juga cold abscess disebabkan oleh
mycobacteria lain selain tuberculosis. Semua kasus dengan bukti adanya nekrosis
kaseosa, sel giant, dan AFB didiagnosis sebagai cold abscess.
Cold Abscess merupakan abses yang tidak disebabkan oleh bakteri piogenik.
Disebut cold hanya untuk membandingkan dengan abses pyogenic.
Sumber:
Paik, H. C. (2002). Surgical Treatment of Tuberculosis Cold
Abscess of The Chest Wall. Yansei Med J, 43(3), 309-314. [online]
diakses 16 September 2012 dari www.eymj.org
Solomon, L., Warwick, D., &
Nayagam, S. (2010). Apley's System of Orthopaedics and Fractures (9
ed.). London: Hodder Arnold.
1 comment:
I was looking on ideas to write a good comments and ended up here through google.
I could not get what i wanted but read you article though.
Nice One. Best of Luck!
kohl's free shipping mvc
Post a Comment