Friday, September 27, 2013

MITOS DALAM BERPACARAN: ADA SESUATU YANG SALAH DENGAN NGGAK PACARAN


Dunia mengatakan kepuasan ditemukan dalam percintaan. Alkitab mengatakan sesuatu yang berbeda.

Bergumul dengan menjadi lajang (baca: nggak punya pacar)?
Salah satu mitos terbesar dalam hubungan berpusat pada keadaan yang kita sebut "menjadi lajang". Bahkan sebelum Kamu masuk ke SMP/SMA, ada pandangan bahwa hidup adalah untuk menemukan hubungan romantis. Film romantis paling populer berfokus pada “hidup bahagia selamanya”. Bahkan dalam kelompok pemuda, jika Kamu tidak memiliki hubungan romantis, Kamu dapat merasa ditinggalkan. Tampaknya ada sedikit stigma yang melekat untuk tetap tak terikat.
Apa sikap Kamu tentang hidup melajang? Cobalah kuis ini dengan cepat
1. Hari Valentine datang. Apakah kamu:
  1. Abaikan saja. Ini bukan masalah besar.
  2. Mengucapkan “kode” dengan keras saat makan siang bahwa Kamu akan sangat senang menerima seikat mawar tahun ini. Kamu cukup yakin seseorang akan mendengarkan.
  3. Menyuarakan dengan keras tentang betapa bodohnya Hari Valentine, tapi diam-diam berharap Kamu memiliki pengagum.
  4. Mundur ke pojokan yang gelap dan meratapi nasib.
2. Ini hari Sabtu malam, dan semua teman-temanmu sedang sibuk. Bagaimana perasaanmu?
  1. Keren. Ini adalah kesempatan untuk nonton DVD yang belum selesai kutonton, atau online untuk beberapa game.
  2. Kamu berpesan semua orang yang kamu kenal, Kamu mengatakan sedang ingin pergi ke pesta . Seseorang akan datang dan memberitahukan acara yang menarik. Semuanya terkendali.
  3. Membuat status update di Facebook dan twitter, memberitahu semua orang bagaimana bodohnya pesta-pesta itu, dan bahwa kamu ‘mending’ hidup sendiri di sebuah rumah dengan 42 kucing.
  4. Duduk di rumah, bertanya-tanya mengapa orang tampaknya tidak menyukaimu.
3. Jika Tuhan memintamu untuk tetap melajang sepanjang sisa hidupmu, apakah kamu:
  1. Mengambil tantangan dengan kegembiraan. Ada dunia yang besar di luar sana, dan begitu banyak hal mengagumkan yang dapat dilakukan. Tuhan memegang kendali.
  2. Berpikir bahwa kamu pasti salah dengar. Kamu baru saja bertemu dengan cewe yang paling cantik/cowo yang paling keren, dan meskipun mereka tidak mengikuti Yesus, kamu hanya tahu mereka ‘cocok’ untuk Kamu.
  3. Menjadi benar-benar marah pada Tuhan. Bagaimana dia bisa melakukan itu kepadamu? Bukankah Allah adalah kasih?
  4. Akan tertekan. Kamu akan sangat senang berpacaran/memiliki hubungan dengan seseorang, dan sangat sulit tidak memilikinya. Kamu meminta Allah untuk mempertimbangkan keputusan-Nya kembali.
(Jika Kamu menjawab C & D lebih dari A & B, maka tampaknya Kamu sedang berjuang dengan kesendirian).

Ada banyak cara yang berbeda dalam menyikapi kesendirian. Kita bisa menikmati itu: mencintai setiap kesempatan yang diberikan Tuhan, kita bebas untuk memilih tempat untuk melayani-Nya dan akan selalu sedia untuk apa pun yang mungkin ditawarkan Tuhan untuk kita. Kita bisa mencintai kesempatan untuk melihat dunia, untuk belajar atau melakukan perjalanan misi. Bagi orang lain, menjadi lajang adalah hal yang memilukan. Kita mungkin merasa ragu, dan bertanya-tanya apakah Tuhan benar-benar mengasihi kita, atau apakah kita akan kesepian selamanya. Kita mungkin marah pada Tuhan, marah dengan situasi kita, marah pada teman-teman yang meninggalkan kita. Kita bahkan mungkin merasa putus asa: bahwa kita perlu hubungan romantis seperti kita butuh bernapas, dan kita akan melakukan apapun yang kita bisa untuk mendapatkan diri kita punya pacar.

Melajang bukanlah sebuah kegagalan
Benar-benar perkataan sampah jika ada orang berkata bahwa ada sesuatu yang salah dengan menjadi lajang. Tentu, kehidupan melajang dapat menjadi penuh cobaan, tetapi ada juga banyak kesempatan yang diberikan Tuhan. Ketahuilah ini, pertama: Kamu dikasihi oleh Allah tidak peduli apapun status hubungan Kamu. Kamu istimewa di hadapan-Nya, dan Kamu memiliki identitas khusus: Kamu bagian dari keluarga Allah. Tuhan ingin Kamu untuk mengasihi dan melayani Dia apapun tahap kehidupan Kamu.

Kelajangan bisa menjadi suatu cobaan
Mari kita katakan secara blak-blakan: bagi banyak orang, keputusan menjadi lajang adalah hal yang sangat sulit. Akan lebih sulit lagi ketika orang-orang di sekitar Kamu berpasangan, atau ketika acara seperti Hari Valentine tampaknya mendiskriminasikan orang-orang yang masih lajang. Kamu dapat berakhir dengan meragukan diri sendiri: 'Apakah ada sesuatu yang salah dengan saya?' (Ngomong-omong, jawaban untuk itu adalah "NGGAK!").

Ada banyak alasan mengapa kelajangan bisa menjadi hal yang sulit. Salah satunya adalah karena cara Tuhan menciptakan kita. Kembali dalam Kejadian, Tuhan berkata "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja," (Kejadian 2:18) dan Ia menciptakan perempuan. Tuhan membuat orang berada dalam hubungan dengan Dia dan dengan satu sama lain. Ini adalah manusia yang ingin dicintai dan mencintai seseorang dengan cara ini. Tambahan juga bahwa ‘saat ini’ hormon Kamu sedang aktif, dan Kamu tidak bisa mengontrolnya.
Kelajangan bisa menjadi panggilan seumur hidup, atau status sementara sebelum menikah. Apapun itu, Tuhan akan menggunakan keadaan Kamu untuk menantang Kamu, mendorong Kamu, dan mengubah Kamu untuk menjadi lebih serupa Yesus. Ketika Kamu merasa beban atau pencobaan saat menjadi lajang, ingatlah janji Allah:
Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya (1 Korintus 10:13)

Tetapi jika kelajangan bisa menjadi suatu pencobaan, bagaimana Kamu bisa menangani masa-masa sulit? Terlalu banyak orang menjadi panik dan memutuskan untuk pergi keluar dengan orang pertama yang datang, bahkan jika mereka tahu bahwa hal itu benar-benar salah. Tuhan mungkin akan bertanya, "Apakah engkau tetap mengikut Aku jika itu berarti engkau tetap melajang?" Terlalu banyak orang jawaban, "Maaf, Tuhan. Sendirian terlalu berat, dan hubungan ini datang lebih dulu," Jadi mereka akhirnya pacaran dengan seseorang yang baik, tetapi mereka tidak mengikuti Yesus. Atau mereka pergi jalan dengan seseorang yang ternyata menjadi kasar, tidak lagi memiliki kasih, atau hanya memanfaatkan orang-orang untuk kesenangan mereka sendiri. Menjadi lajang sering dapat menantang Kamu, apakah Kamu menyembah ‘gagasan hubungan berpacaran’ lebih dari menyembah Tuhan yang menciptakan Kamu.

Jadi bagaimana Kamu menghadapi hidup melajang jika hal itu suatu cobaan untuk Kamu?

Percaya kepada Allah
Tuhan tidak ingin mendapatkan kasih yang terbagi dari Kamu. Jika Kamu memperlakukan 'Roman' sebagai berhala, maka saatnya untuk mengevaluasi kembali. Allah adalah satu-satunya yang bisa memenuhi semua keinginan Kamu.

Dan bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa yang diinginkan hatimu (Mazmur 37:4)

Ini tidak berarti Allah menjadi mesin penjual otomatis ("I love you, Tuhan! Sekarang beri aku pacar!"). Ini berarti bahwa jika Kamu mengubah fokus Kamu pada betapa mengagumkannya Tuhan itu, maka masalah-masalah yang tampaknya besar akan lebih mudah untuk ditangani, karena Kamu tahu bahwa Tuhan Kamu lebih besar dari masalah Kamu. Jika kasih Tuhan kepada Kamu cukup untuk mengirim Yesus untuk Kamu, maka status hubungan pasti ada di bawah kendali-Nya.

Bersabar
"Tidak untuk saat ini" mungkin tidak berarti selamanya "Tidak". Percayakan kepada Tuhan masa depanmu dan izinkan Dia bekerja dalam hidupmu untuk membuatmu semakin serupa dengan Dia. Kamu akan memiliki hubungan yang jauh lebih baik suatu hari nanti jika Kamu menjadi seseorang yang Tuhan inginkan. Jika Kamu mengharapkan hubungan romantis untuk memenuhi semua kebutuhan Kamu, maka pada akhirnya Kamu hanya akan memanfaatkan orang daripada mencintai mereka.
Hal ini dapat benar-benar membuat frustasi, tapi Tuhan mengajarkan kita kesabaran dengan membuat kita menunggu untuk beberapa hal. Ketika Kamu masih sekolah, Kamu tidak siap untuk memiliki hubungan pernikahan yang serius, sehingga hal terbaik adalah menunggu. Nongkrong di kelompok-kelompok besar. Berteman. Kita sering menertawakannya, tapi "zona pertemanan" bukanlah sesuatu hal yang patut ditakuti. Nikmati saja. Tuhan memberikan teman-teman Kristen supaya kalian dapat saling mendukung.

Berdoa
Jika Kamu merasa kelajangan adalah hal yang terlalu berat untuk ditanggung, serahkanlah kekhawatiran Kamu pada Tuhan:

"Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu." (1 Petrus 5:7)

Allah mengasihi Kamu! Tidak ada doa yang bodoh. Jika Kamu khawatir, berbicaralah dengan Tuhan dalam doa. Jika Kamu berjuang, biarkan Allah tahu. Allah menjawab doa, namun doa juga mengubahkan kita. Doa membantu kita dalam perjalanan kita untuk percaya kepada Tuhan dan bergantung pada-Nya.

Belajar mengontrol
Ini adalah konsep yang sama sekali radikal hari-hari ini. Semuanya berjuang melawan gagasan kontrol. Iklan di TV mendorong Kamu untuk menyerah pada godaan dan membeli hal-hal yang Kamu tidak perlu. Teman di sekolah membual tentang bagaimana mengagumkannya pesta itu karena mereka minum begitu banyak sampai mereka tidak bisa mengingat apa pun. Kontrol adalah konsep yang asing. Tampaknya gila untuk mengatakan bahwa Kamu seharusnya tidak menyerah pada setiap dorongan yang Kamu rasakan.
Tapi cobaan kelajangan tidak harus menjadi sebesar gunung. Kamu dapat memilih fokus pikiran Kamu, dan pilihan yang tepat dapat membuat hidup jauh lebih mudah. Apakah novel-novel  dan film romantis membuat Kamu bermimpi selama berjam-jam tentang itu cowok keren Kamu yang ingin Kamu miliki? Apakah Kamu kecanduan pornografi karena Kamu memenuhi hasrat Kamu untuk seks? Pikirkan tentang pilihan Kamu: Kamu dapat memberi makan ketidakpuasan Kamu, atau Kamu dapat memilih cara yang lebih bermanfaat untuk menghabiskan waktu Kamu. Jangan takut untuk melihat kelajangan sebagai kesempatan daripada beban.

Berbicaralah dengan seseorang
Jika melajang benar-benar membebani Kamu, berbicaralah dengan seorang pemimpin yang saleh tentang hal itu. Apakah ada pemimpin gereja atau pemimpin pemuda yang dapat Kamu ajak berbicara? Kadang-kadang , mengetahui bahwa ada seseorang di sekitar yang mendengarkan dan peduli sudah sangat membantu.

Kelajangan bisa menjadi kesempatan
Ruth* adalah teman saya. Dia sekarang berumur delapan puluhan. Dia tidak pernah menikah. Seluruh Hidupnya adalah kesaksian paling menakjubkan betapa Tuhan mengasihi dan peduli untuk banyak orang. Dia menghabiskan sebagian besar hidupnya untuk melayani Tuhan sebagai misionaris di luar negeri, bekerja sebagai bidan. Dia membantu merawat ribuan bayi dan ibu-ibu. Melalui itu semua, Allah memakai dia untuk membantu orang mengenal Yesus, dan dia banyak membantu pertumbuhan orang-orang di dalam Kristus. Bahkan ketika sekarang mobilitasnya terbatas, ia tetap berdoa, dan imannya kepada Tuhan meski dalam keadaan sulit adalah contoh menakjubkan dan menjadi kesaksian bagi banyak orang.
Ada saat-saat dalam hidup ketika menjadi lajang adalah perjuangan. Tapi dia tidak membiarkan hal itu menghentikannya melihat kelajangan sebagai suatu kesempatan. Dia membuat pilihan: jika Tuhan memanggilnya untuk melayani-Nya, dengan tetap tidak menikah, maka ia akan mengikuti kemanapun Tuhan memimpin. Hidupnya mengikuti teladan Rasul Paulus, yang juga melihat peluang besar yang tersedia untuk orang-orang di luar hubungan romantis atau pernikahan:

Aku ingin, supaya kamu hidup tanpa kekuatiran. Orang yang tidak beristeri memusatkan perhatiannya pada perkara Tuhan, bagaimana Tuhan berkenan kepadanya.Orang yang beristeri memusatkan perhatiannya pada perkara duniawi, bagaimana ia dapat menyenangkan isterinya, dan dengan demikian perhatiannya terbagi-bagi. Perempuan yang tidak bersuami dan anak-anak gadis memusatkan perhatian mereka pada perkara Tuhan, supaya tubuh dan jiwa mereka kudus. Tetapi perempuan yang bersuami memusatkan perhatiannya pada perkara duniawi, bagaimana ia dapat menyenangkan suaminya (1 Korintus 7:32-34)

Menjadi lajang berarti Kamu bebas untuk melayani Tuhan dalam begitu banyak cara yang mengagumkan. Ada manfaat untuk menjalin hubungan, tetapi ada juga tanggung jawab: Kamu perlu untuk menghabiskan waktu pada "pemeliharaan hubungan", misalnya. Bila Kamu lajang, Kamu dapat mengatakan kepada Tuhan, "Aku akan pergi ke mana pun Engkau mengutusku," dan Kamu memiliki kebebasan.

Ada sejumlah besar cara untuk dapat melayani Tuhan. Baksos Kristen di kebanyakan kota memanfaatkan waktu akhir pekan mereka membantu orang tunawisma, atau merawat orang yang sakit atau mereka yang tidak mampu membantu diri mereka sendiri. Kamu dapat mulai di gereja Kamu sendiri: apakah ada orang tua yang mengalami kesulitan menjaga kebun mereka, atau butuh bantuan di sekitar rumah? Apakah ada orang yang sakit dan akan senang jika dikunjungi? Apakah ada keluarga yang membutuhkan babysitter untuk sementara waktu? Apakah ada rumah jompo lokal di mana orang-orangnya akan senang jika ada yang datang dan membacakan buku untuk mereka?

Kamu dapat berpikir di luar lingkaran gereja Kamu: bagaimana dengan perjalanan misi ke luar negeri? Bergabung dengan misi perkotaan? Membantu dalam kamp liburan Kristen? Jika Kamu mulai melihat-lihat peluang, kemungkinan hampir tak terbatas untuk seseorang yang ingin menjadi setia kepada panggilan Allah untuk melayani. Sekali lagi, berbicara dengan pemimpin pemuda atau "orang tua" yang saleh dapat membantu Kamu untuk bekerja di mana pu karunia Kamu, dan di mana Tuhan mungkin memanggil Kamu untuk melayani.

Melajang bukanlah kegagalan atau kekurangan. Melajang bukanlah status sosial yang lebih rendah daripada memiliki hubungan. Untuk mereka yang menghina, sederhana saja berpikir bahwa mereka salah. Ya, bisa ada kesulitan dan tantangan ketika Kamu lajang. Tapi ada juga peluang mengagumkan terbuka untuk Kamu. Hal ini dimungkinkan untuk merasakan seluruh banyak emosi yang berbeda tentang menjadi lajang: sedih, takut, frustrasi, antusias, bersemangat - daftar bisa terus. Di tengah-tengah itu semua, ingat bahwa Allah beserta Kamu, dan Dia lebih peduli untuk membantu Kamu menghormati dan melayani Dia. Maukah Kamu menerima tantangan itutidak peduli apa pun "status hubungan" Kamu saat ini?

* Nama diubah untuk melindungi privasi.


Artikel asli oleh Kristen Young
Diterjemahkan oleh penulis dari fervr.net

No comments: