Dunia mengatakan kepuasan ditemukan dalam percintaan. Alkitab
mengatakan sesuatu yang berbeda.
Bergumul dengan
menjadi lajang (baca: nggak punya pacar)?
Salah satu mitos terbesar dalam hubungan berpusat pada
keadaan yang kita sebut "menjadi lajang". Bahkan sebelum Kamu masuk
ke SMP/SMA, ada pandangan bahwa hidup adalah untuk menemukan hubungan romantis.
Film romantis paling populer berfokus pada “hidup bahagia selamanya”. Bahkan dalam kelompok pemuda, jika Kamu tidak memiliki
hubungan romantis, Kamu dapat merasa ditinggalkan. Tampaknya ada sedikit stigma
yang melekat untuk tetap tak terikat.
1. Hari Valentine datang. Apakah kamu:
- Abaikan saja. Ini bukan
masalah besar.
- Mengucapkan “kode” dengan
keras saat makan siang bahwa Kamu akan sangat senang menerima seikat mawar
tahun ini. Kamu cukup yakin seseorang akan mendengarkan.
- Menyuarakan dengan keras
tentang betapa bodohnya Hari Valentine, tapi diam-diam berharap Kamu
memiliki pengagum.
- Mundur ke pojokan yang
gelap dan meratapi nasib.
2. Ini hari Sabtu malam, dan semua teman-temanmu sedang
sibuk. Bagaimana perasaanmu?
- Keren. Ini adalah
kesempatan untuk nonton DVD yang belum selesai kutonton, atau
online untuk beberapa game.
- Kamu berpesan semua orang
yang kamu kenal, Kamu mengatakan sedang ingin pergi ke pesta . Seseorang
akan datang dan memberitahukan acara yang menarik. Semuanya terkendali.
- Membuat status update di
Facebook dan twitter, memberitahu semua orang bagaimana bodohnya pesta-pesta itu, dan bahwa
kamu ‘mending’ hidup sendiri di sebuah rumah dengan 42 kucing.
- Duduk di rumah,
bertanya-tanya mengapa orang tampaknya tidak menyukaimu.
3. Jika Tuhan memintamu untuk tetap melajang sepanjang sisa
hidupmu, apakah kamu:
- Mengambil tantangan dengan
kegembiraan. Ada dunia yang besar di luar sana, dan begitu banyak hal
mengagumkan yang dapat dilakukan. Tuhan memegang kendali.
- Berpikir bahwa kamu pasti
salah dengar. Kamu baru saja bertemu dengan cewe yang paling cantik/cowo
yang paling keren, dan meskipun mereka tidak mengikuti Yesus, kamu hanya
tahu mereka ‘cocok’ untuk Kamu.
- Menjadi benar-benar marah
pada Tuhan. Bagaimana dia bisa melakukan itu kepadamu? Bukankah Allah
adalah kasih?
- Akan tertekan. Kamu akan
sangat senang berpacaran/memiliki hubungan dengan seseorang, dan sangat
sulit tidak memilikinya. Kamu meminta Allah untuk mempertimbangkan keputusan-Nya
kembali.
(Jika Kamu menjawab C & D lebih dari A & B, maka tampaknya
Kamu sedang berjuang dengan kesendirian).
Ada banyak cara yang berbeda dalam menyikapi kesendirian.
Kita bisa menikmati itu: mencintai setiap kesempatan yang diberikan Tuhan, kita
bebas untuk memilih tempat untuk melayani-Nya dan akan selalu sedia untuk apa
pun yang mungkin ditawarkan Tuhan untuk kita. Kita bisa mencintai kesempatan
untuk melihat dunia, untuk belajar atau melakukan perjalanan misi. Bagi orang
lain, menjadi lajang adalah hal yang memilukan. Kita mungkin merasa ragu, dan
bertanya-tanya apakah Tuhan benar-benar mengasihi kita, atau apakah kita akan
kesepian selamanya. Kita mungkin marah pada Tuhan, marah dengan situasi kita,
marah pada teman-teman yang meninggalkan kita. Kita bahkan mungkin merasa putus
asa: bahwa kita perlu hubungan romantis seperti kita butuh bernapas, dan kita
akan melakukan apapun yang kita bisa untuk mendapatkan diri kita punya pacar.
Melajang bukanlah
sebuah kegagalan
Benar-benar perkataan sampah jika ada orang berkata bahwa ada
sesuatu yang salah dengan menjadi lajang. Tentu, kehidupan melajang dapat menjadi
penuh cobaan, tetapi ada juga banyak kesempatan yang diberikan Tuhan. Ketahuilah
ini, pertama: Kamu dikasihi oleh Allah tidak peduli apapun status hubungan Kamu.
Kamu istimewa di hadapan-Nya, dan Kamu memiliki identitas khusus: Kamu bagian
dari keluarga Allah. Tuhan ingin Kamu untuk mengasihi dan melayani Dia apapun
tahap kehidupan Kamu.
Kelajangan bisa
menjadi suatu cobaan
Mari kita katakan secara blak-blakan: bagi banyak orang, keputusan
menjadi lajang adalah hal yang sangat sulit. Akan lebih sulit lagi ketika
orang-orang di sekitar Kamu berpasangan, atau ketika acara seperti Hari
Valentine tampaknya mendiskriminasikan orang-orang yang masih lajang. Kamu
dapat berakhir dengan meragukan diri sendiri: 'Apakah ada sesuatu yang salah
dengan saya?' (Ngomong-omong, jawaban untuk itu adalah "NGGAK!").
Ada banyak alasan mengapa kelajangan bisa menjadi hal yang
sulit. Salah satunya adalah karena cara Tuhan menciptakan kita. Kembali dalam
Kejadian, Tuhan berkata "Tidak baik, kalau manusia itu seorang diri saja,"
(Kejadian 2:18) dan Ia menciptakan perempuan. Tuhan membuat orang berada dalam
hubungan dengan Dia dan dengan satu sama lain. Ini adalah manusia yang ingin
dicintai dan mencintai seseorang dengan cara ini. Tambahan juga bahwa ‘saat
ini’ hormon Kamu sedang aktif, dan Kamu tidak bisa mengontrolnya.
Kelajangan bisa menjadi panggilan seumur hidup, atau status
sementara sebelum menikah. Apapun itu, Tuhan akan menggunakan keadaan Kamu
untuk menantang Kamu, mendorong Kamu, dan mengubah Kamu untuk menjadi lebih serupa
Yesus. Ketika Kamu merasa beban atau pencobaan saat menjadi lajang, ingatlah
janji Allah:
Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa,
yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak
akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia
akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya (1
Korintus 10:13)
Tetapi jika kelajangan bisa menjadi suatu pencobaan,
bagaimana Kamu bisa menangani masa-masa sulit? Terlalu banyak orang menjadi panik
dan memutuskan untuk pergi keluar dengan orang pertama yang datang, bahkan jika
mereka tahu bahwa hal itu benar-benar salah. Tuhan mungkin akan bertanya,
"Apakah engkau tetap mengikut Aku jika itu berarti engkau tetap
melajang?" Terlalu banyak orang jawaban, "Maaf, Tuhan. Sendirian
terlalu berat, dan hubungan ini datang lebih dulu," Jadi mereka akhirnya
pacaran dengan seseorang yang baik, tetapi mereka tidak mengikuti Yesus. Atau
mereka pergi jalan dengan seseorang yang ternyata menjadi kasar, tidak lagi
memiliki kasih, atau hanya memanfaatkan orang-orang untuk kesenangan mereka
sendiri. Menjadi lajang sering dapat menantang Kamu, apakah Kamu menyembah ‘gagasan
hubungan berpacaran’ lebih dari menyembah Tuhan yang menciptakan Kamu.
Jadi bagaimana Kamu menghadapi hidup melajang jika hal itu
suatu cobaan untuk Kamu?
Percaya kepada Allah
Tuhan tidak ingin mendapatkan kasih yang terbagi dari Kamu.
Jika Kamu memperlakukan 'Roman' sebagai berhala, maka saatnya untuk mengevaluasi
kembali. Allah adalah satu-satunya yang bisa memenuhi semua keinginan Kamu.
Dan bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu apa
yang diinginkan hatimu (Mazmur 37:4)
Ini tidak berarti Allah menjadi mesin penjual otomatis
("I love you, Tuhan! Sekarang beri aku pacar!"). Ini berarti bahwa
jika Kamu mengubah fokus Kamu pada betapa mengagumkannya Tuhan itu, maka
masalah-masalah yang tampaknya besar akan lebih mudah untuk ditangani, karena Kamu
tahu bahwa Tuhan Kamu lebih besar dari masalah Kamu. Jika kasih Tuhan kepada Kamu
cukup untuk mengirim Yesus untuk Kamu, maka status hubungan pasti ada di bawah
kendali-Nya.
Bersabar
"Tidak untuk saat ini" mungkin tidak berarti
selamanya "Tidak". Percayakan kepada Tuhan masa depanmu dan izinkan
Dia bekerja dalam hidupmu untuk membuatmu semakin serupa dengan Dia. Kamu akan
memiliki hubungan yang jauh lebih baik suatu hari nanti jika Kamu menjadi seseorang
yang Tuhan inginkan. Jika Kamu mengharapkan hubungan romantis untuk memenuhi
semua kebutuhan Kamu, maka pada akhirnya Kamu hanya akan memanfaatkan orang
daripada mencintai mereka.
Hal ini dapat benar-benar membuat frustasi, tapi Tuhan
mengajarkan kita kesabaran dengan membuat kita menunggu untuk beberapa hal.
Ketika Kamu masih sekolah, Kamu tidak siap untuk memiliki hubungan pernikahan
yang serius, sehingga hal terbaik adalah menunggu. Nongkrong di kelompok-kelompok besar. Berteman. Kita sering menertawakannya,
tapi "zona pertemanan" bukanlah sesuatu hal yang patut ditakuti.
Nikmati saja. Tuhan memberikan teman-teman Kristen supaya kalian dapat saling
mendukung.
Berdoa
Jika Kamu merasa kelajangan adalah hal yang terlalu berat
untuk ditanggung, serahkanlah kekhawatiran Kamu pada Tuhan:
"Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang
memelihara kamu." (1 Petrus 5:7)
Allah mengasihi Kamu! Tidak ada doa yang bodoh. Jika Kamu
khawatir, berbicaralah dengan Tuhan dalam doa. Jika Kamu berjuang, biarkan
Allah tahu. Allah menjawab doa, namun doa juga mengubahkan kita. Doa membantu
kita dalam perjalanan kita untuk percaya kepada Tuhan dan bergantung pada-Nya.
Belajar mengontrol
Ini adalah konsep yang sama sekali radikal hari-hari ini.
Semuanya berjuang melawan gagasan kontrol. Iklan di TV mendorong Kamu untuk
menyerah pada godaan dan membeli hal-hal yang Kamu tidak perlu. Teman di
sekolah membual tentang bagaimana mengagumkannya pesta itu karena mereka minum
begitu banyak sampai mereka tidak bisa mengingat apa pun. Kontrol adalah konsep
yang asing. Tampaknya gila untuk mengatakan bahwa Kamu seharusnya tidak menyerah
pada setiap dorongan yang Kamu rasakan.
Tapi cobaan kelajangan tidak harus menjadi sebesar gunung. Kamu
dapat memilih fokus pikiran Kamu, dan pilihan yang tepat dapat membuat hidup
jauh lebih mudah. Apakah novel-novel dan
film romantis membuat Kamu bermimpi selama berjam-jam tentang itu cowok keren Kamu
yang ingin Kamu miliki? Apakah Kamu kecanduan pornografi karena Kamu memenuhi
hasrat Kamu untuk seks? Pikirkan tentang pilihan Kamu: Kamu dapat memberi makan
ketidakpuasan Kamu, atau Kamu dapat memilih cara yang lebih bermanfaat untuk
menghabiskan waktu Kamu. Jangan takut untuk melihat kelajangan sebagai
kesempatan daripada beban.
Berbicaralah dengan
seseorang
Jika melajang benar-benar membebani Kamu, berbicaralah
dengan seorang pemimpin yang saleh tentang hal itu. Apakah ada pemimpin gereja atau
pemimpin pemuda yang dapat Kamu ajak berbicara? Kadang-kadang , mengetahui
bahwa ada seseorang di sekitar yang mendengarkan dan peduli sudah sangat
membantu.
Kelajangan bisa
menjadi kesempatan
Ruth* adalah teman saya. Dia sekarang berumur delapan
puluhan. Dia tidak pernah menikah. Seluruh Hidupnya adalah kesaksian paling
menakjubkan betapa Tuhan mengasihi dan peduli untuk banyak orang. Dia
menghabiskan sebagian besar hidupnya untuk melayani Tuhan sebagai misionaris di
luar negeri, bekerja sebagai bidan. Dia membantu merawat ribuan bayi dan ibu-ibu.
Melalui itu semua, Allah memakai dia untuk membantu orang mengenal Yesus, dan
dia banyak membantu pertumbuhan orang-orang di dalam Kristus. Bahkan ketika
sekarang mobilitasnya terbatas, ia tetap berdoa, dan imannya kepada Tuhan meski
dalam keadaan sulit adalah contoh menakjubkan dan menjadi kesaksian bagi banyak
orang.
Ada saat-saat dalam hidup ketika menjadi lajang adalah
perjuangan. Tapi dia tidak membiarkan hal itu menghentikannya melihat
kelajangan sebagai suatu kesempatan. Dia membuat pilihan: jika Tuhan
memanggilnya untuk melayani-Nya, dengan tetap tidak menikah, maka ia akan
mengikuti kemanapun Tuhan memimpin. Hidupnya mengikuti teladan Rasul Paulus,
yang juga melihat peluang besar yang tersedia untuk orang-orang di luar
hubungan romantis atau pernikahan:
Aku ingin, supaya kamu hidup tanpa kekuatiran. Orang yang tidak
beristeri memusatkan perhatiannya pada perkara Tuhan, bagaimana Tuhan berkenan
kepadanya.Orang yang beristeri memusatkan perhatiannya pada perkara duniawi,
bagaimana ia dapat menyenangkan isterinya, dan dengan demikian perhatiannya
terbagi-bagi. Perempuan yang tidak bersuami dan anak-anak gadis memusatkan
perhatian mereka pada perkara Tuhan, supaya tubuh dan jiwa mereka kudus. Tetapi
perempuan yang bersuami memusatkan perhatiannya pada perkara duniawi, bagaimana
ia dapat menyenangkan suaminya (1 Korintus 7:32-34)
Menjadi lajang berarti Kamu bebas untuk melayani Tuhan dalam
begitu banyak cara yang mengagumkan. Ada manfaat untuk menjalin hubungan,
tetapi ada juga tanggung jawab: Kamu perlu untuk menghabiskan waktu pada
"pemeliharaan hubungan", misalnya. Bila Kamu lajang, Kamu dapat
mengatakan kepada Tuhan, "Aku akan pergi ke mana pun Engkau
mengutusku," dan Kamu memiliki kebebasan.
Ada sejumlah besar cara untuk dapat melayani Tuhan. Baksos
Kristen di kebanyakan kota memanfaatkan waktu akhir pekan mereka membantu orang
tunawisma, atau merawat orang yang sakit atau mereka yang tidak mampu membantu
diri mereka sendiri. Kamu dapat mulai di gereja Kamu sendiri: apakah ada orang
tua yang mengalami kesulitan menjaga kebun mereka, atau butuh bantuan di
sekitar rumah? Apakah ada orang yang sakit dan akan senang jika dikunjungi?
Apakah ada keluarga yang membutuhkan babysitter untuk sementara waktu? Apakah
ada rumah jompo lokal di mana orang-orangnya akan senang jika ada yang datang
dan membacakan buku untuk mereka?
Kamu dapat berpikir di luar lingkaran gereja Kamu: bagaimana
dengan perjalanan misi ke luar negeri? Bergabung dengan misi perkotaan?
Membantu dalam kamp liburan Kristen? Jika Kamu mulai melihat-lihat peluang,
kemungkinan hampir tak terbatas untuk seseorang yang ingin menjadi setia kepada
panggilan Allah untuk melayani. Sekali lagi, berbicara dengan pemimpin pemuda
atau "orang tua" yang saleh dapat membantu Kamu untuk bekerja di mana
pu karunia Kamu, dan di mana Tuhan mungkin memanggil Kamu untuk melayani.
Melajang bukanlah kegagalan atau kekurangan. Melajang
bukanlah status sosial yang lebih rendah daripada memiliki hubungan. Untuk
mereka yang menghina, sederhana saja berpikir bahwa mereka salah. Ya, bisa ada
kesulitan dan tantangan ketika Kamu lajang. Tapi ada juga peluang mengagumkan
terbuka untuk Kamu. Hal ini dimungkinkan untuk merasakan seluruh banyak emosi
yang berbeda tentang menjadi lajang: sedih, takut, frustrasi, antusias,
bersemangat - daftar bisa terus. Di tengah-tengah itu semua, ingat bahwa Allah beserta
Kamu, dan Dia lebih peduli untuk membantu Kamu menghormati dan melayani Dia.
Maukah Kamu menerima tantangan itutidak peduli apa pun "status
hubungan" Kamu saat ini?
* Nama diubah untuk melindungi privasi.
Artikel asli oleh Kristen Young
Diterjemahkan oleh penulis dari fervr.net
No comments:
Post a Comment