Pneumotoraks?
Klasifikasi pneumotoraks (Deslaurier’s):
·
Spontan
o
Prmer )pd individu sehat arau
normal)→ orang muda!
o
Sekunder (ada penyakit paru
yang mendasari) : neoplasm, COPD, infeksi
·
Traumatic
·
Iatrogenic
Beda pneumotoraks primer dan sekunder (Deslaurier’s) SUARA
|
Primer
|
Sekunder
|
Symtoms dominated
|
Pain
|
Shortness of breath
|
Underlying disease
|
No
|
Yes
|
Age
|
< 30 y.o.
|
>45 y.o.
|
Recurrence
|
10-15%
|
>50%
|
Assessment Histopatology
|
Apical blebs
|
Diffuse lung disease
|
(OQR 30/11/11) Mekanisme terjadinya pneumotoraks pd kasus trauma
toraks tapi tidak ada fraktur costae atau contusion? Mekanisme kantong kertas
atau paperbag
phenomenon , dimana trauma (deselerasi atau barotraumas) menyebabkan
kompresi paru tjd saat paru mengembang (inspirasi) & glotis dalam kondisi
tertutup.
(ARH 10/12/11_ apa penyebab kematian pada tension pneumotoraks? Efek
penekanan pada vena cava yang paling rapuh sehingga venous return menurun
drastic & pasien meninggal o.k. low cardiac output syndrome
(dr HSB 21/12/11) bagaimana cara mengenali tension pneumotoraks?
·
Inspeksi ;
o
Gerak dada asimetris, dada
sakit tertinggal dan membesar, retraksi +, sianotik
o
Gelisah akibat hipoksia
o
Distress napas berat, RR
meningkat, seperti tercekik, susah bicara
o
Distensi vena leher
o
Tekanan darah menurun akibat
penurunan preload
·
Palpasi ; trakea terdorong ke
kontralateral
·
Perkusi ; hipersonor pada sisi
yang sakit
·
Auskultasi ; suara napas
menghinlang
(dr ATA 14/12/11) bagaimana rindakan menghadapi tension
pneumotoraks?
Dekompresi atau contra ventile dengan Needle Thoracocentesis dengan
jarum (jarum surflo ya bukan jarum suntik) no 16 atau 18 di ICS II garis
midclavicular menyusuri dari sisi atas costae, kemudian dihubungkan dengan
spuit berisi cairan.
·
Kalo mmg pneumotorask, maka
akan tampak buble dalam spuit
·
Kalo tidak ada, maka cairan itu
akan tersedot ke dalam toraks karena tekanan intra toraks yang negative),
Setelah itu smabil menunggu pasang chest tube, jarum surflo tadi
dihubungkan dgn selang infuse ke botol yang berisi cairan dan dimasukkna 2 cm
di bawah permukaan air (dibuat WSD). Setelah alat siap, dapat dilakukan
pemasangan chest tube.
Bronkopleural fistel → harus segera direpair bila buble besar atau 1
minggu tidak berkurang , karena dapat memicu terjadinya tension pneumotoraks.
(dr HSB 2/11/11) Tidak ada tempat untuk pemasangan cavafix sebagai
treatment pneumotoraks!
Namanya juga CAVAfix yang artinya cava vein… jadi aksesnya untuk
vascular dan bukan untuk toraks.
(dr HSB, weekly 2/11/11) Spontatneous pneumotoraks? Apa yang
dipikirkan? Kapan operasi konservatif dan kapan tidak? Bila konservatif tidak
berhasil dan pneumotoraks tetep ada (pada kasus fistel penumotoraks non trauma)
Apakah pada kasus ini pemeriksaan faal paru berpengaruh? Tidak …
baru ada manfaat bila kasusnya Lung Volume reduction
Catameneial Pneumothorax → terjadi 48-72 jam setelah onset
menstruasi, dominan pada sisi kanan, biasanya kecil, pasien datang dengan nyeri
dada dan dispneu.
1.
TRAUMA
TORAKS
Apa yang terjadi pada truam? Konsep SIRS? Hipoksia jaringan?
Trias Lethal (Shapiro, MR, J Trauma 2000; 49:969-78)
·
Hipotermia → bila suhu tubug di
bawah 35 °C, di mana terjadi kegagalan homeostasis termal → heat loss dpt
melalui konduksi, konveksi, evaporasi, radiasi lebih besar daripada produksi
panas tubuh
·
Acidosis metabolic, akibat
hipovolemik syok
·
Koagulopati akibat dilusi dari resusitasi, asidosis met, syok
hipovolemik, hipokalsemi
Mortality after trauma : (Lenz A, Injury 2007, 38)
·
First Hit : severe organ
injury, hypoxia, hypovolemia or head trauma
·
Second Hit : infection,
ischaemia/ reperfusion or operations can further augment the pro-inflammatory
immune response
Trauma toraks dapat tejadi dari luar maupun dari dalam (inhalasi,
benda asing)
(Prof PR) Treuma toraks dibagi menjadi:
·
Trauma tembus & tidak
tembus
Dulu dibagi menjadi:
·
Truam tajam & tumpul
Truma tajam tidak
berarti tembus dan trauma tumpul tidak berarti tidak tembus.
Risiko mortalitas
trauma toraks yang menyertai trauma lain lebih tinggi dbanding multitrauma tnp
trauma toraks.
(Prof PT, 14/12/11) Bagaimana cara pemeriksaan fisik pada trauma
toraks dan apa yang dieveluasi?
1. Inspeksi : gerak napas simetris? Gerak paradoksal? Retraksi?
Pernapasan cuping hidung? Adanya luka, bila ada luka terbuka lebih lebar dari
ukuran trakea → sucking wound
Evaluasi pula adakah ada jejas
atau jematom pada regio toraks
2. Palpasi : nyeri tekan, vocal fremitus, krepitasi, ictus cordis
3. Perkusi : sonor atau redup?
4. Auskultasi : suara napas
vesikuler meningkat atau menurun, bandingkan kanan dan kiri. bIla pada pasien
dgn ventilator mekanink, pastikan ETT terlektak pada tempatnya sebelum menilai
suara napas kedua kemitoraks. Bisa saja terjadi perbedaan suara napas karena
letak ETT.
Membaca foto toraks
(Prof PT, 14/12/11) Cara membaca foto → Soft dan hard. Kalau soft
bisa menurut singkatan ABCDE kalau hard itu eveluasi tulang seperti costae yg
dilihat kontinuitas, intercostalis, clavicula, scapula dan vertebrae
Bagaimana cara membaca foto toraks pada trauma/ secara bedah?
1. A → evaluasi trakea apakah ditengah atau bergeser
a. Jika di tengah, kemungkinan dua2 nya normal atau dua2nya bermasalah
b. Jika bergeser, kemungkinan ditarik (atelektasis) atau didorong
(pneumo/ hematotoraks)
c. Bila pasien telah terintubasi, evaluasi juga letak endotrakeal
tubenya.
Evaluasi ETT (YNR) → letak ETT yang benar pada foto toraks ialah
§ Diantara kedua clavicula
§ Torakal 3-4
2. B → evaluasi parenkim parunya
a. Broncoalveolar atau Bronchovascular pattern atau hiperaerasi apakah samapai ke tepi?
atau malah tertutup dengan adanya kesuraman atau perselubungan (Prof
PR) ingat … kalo perselubungan itu → infiltrate sedangkan kesuraman →
efusi/hematotoraks
atau ada daerah radiolusen dari tepi yang menyebabkan paru kolaps
(%)→ pneumotoraks
kalo membandingkan tgkt radiolusen sebaiknya dg gamabran hitam
diluar tubuh pd foto
b. Bone, bagaimana jarak antar intercostalnya? Apakan melebar? Bandingkan
dengan kontralateral, ada tidaknya graktur? Diamana letaknya? Segemental
kominutif?
c. Evaluasi sudut costopherinicocostalisnya → Ellie Damoiseau line
d. Bila curiga ada cairan dan tampak air fluid level, pastikan betul
tidak ada gambaran seperti kapsul yang mengelilingi → pitfall. Misdiagnosis
efusi pleura vs hernia diafragmatika
3. C → evaluasi jantung, bagaimana CTR nya? Adakah pelebaran
mediastinum → curiga trauma jantung dan pembuluh darah besar
4. D → Diafragma.. ingat diafragma kanan lebih tinddi dari kiri karena
ada hati, jika tidak, pertimbangkan ada penekanan yang menyebabkan diafragma
kanan menurun (tension pneumotoraks) atau situs inversus
5. E → emfisema subkutis, ada atau tidak, luas atau tidak?
6. Jangan lupa minta foto toraks lateral → evaluasi sternum
Ingat : janga sekali kali melakukan foto toraks pada pasien curiga
pneumotoraks.
(dr ATA, weekly report Nov 2011) tinfakan bila menghadapai tension
pneumotoraks → dibuat kontra ventile/ open pneumotoraksdengan needle
thoracocentesis pada ICS II garis midclacivular R. hemitoraks yang bombans
kemudian dilakukan pemasangan bulleau drain, atau bila menunggu alat dibuat
koneksi dari thoracocentesis dg selang infuse ke water sealed drainage.
Penyebab utama kematian
pada trauma toraks adalah:
1. Tension pneumotoraks
2. Eksangulnasi
3. Cardiac tamponade
Indikasi pemasangan WSD
·
Pnemotoraks berapapun % akibat
trauma karena berpotensi bertamabah (Prof PR_
·
Pneumotoraks >20% akibat non
trauma
·
Hematotoraks
·
Trauma toraks yang akan
diintubasi dan mendapat PEEP tinggi
Post pasang WSD paru tidak
mengembang, kemungkinan? 6S!
·
Saluran (fistel bronkopleural)
evaluasinya bila didapatkan
o
Expiratoir bubble
o
Swing undulasi yang melebar
o
Bila dg mizuho → air dalam
manometer tumpah
o
Bila dg medela → bubble pada
priming
o
Torakoskopi → eveluasi fistel
·
Secret (paru menjadi atelektasis)
·
Sumbatan akibat pemasangan yang kingking
atau ada clot → pastikan patensi sebuat drain dengan evaluasi adanya undulasi (
hubungkan dgn air da pasien diminta batuk, evaluasi)
·
Schwarte (penebalan pleura parietal
paru)
·
Suction (ukuran hisap yang kurang)
·
Surfactant (defisiensi yang menyebabkan
paru belum matur sehingga tidak
mengembang)
Kriteria pelepasan WSD –
3K-1R!
·
klinis ; tidak sesak, retraksi
-, RR normal
·
kuantitas; prod kurang dari
100cc/24 jam atau 50 cc/12jam
·
kualitas ; sudah mengarah
serous
·
radiologis ; hematotx –
pneumotx –
(dr HSB, weekly 21/12/11) sebelum melepaskan drain ynag terpasang
cukup lama selain 3K-1R apalagi yang harus dievaluasi? Factor yang berpotesi
memicu peningkatan jumlah drain _
·
evaluasi faal hemostasis →
risiko terjadinya medical bleeding
·
evaluasi albumin → krn
hipoalbumin dpt memicu terjadinya efusi pleua/ peningkatan jmlh produksi drain
·
apakah pasien masih dgn
ventilator atau tidak, high PEEP atau tidak?
Bagaimana cara melepas drain pada orang dewasa dan anak?
·
Pada orang dewasam saat akhir
ekspirasi maksimal
·
Pada anak kecil, saat menangis
keras
(dr HSB, weekly 2/11/11) Kapan dan bagaimana cara melepas drain pada
pasien dgn ventilator?
·
kriteria pelepasan drain
terpenuhi
·
bila PEEP sudah tidak terlalu
tinggi
·
klem selang drain lebih dahulu
untuk evaluasi apakah ada kebocoran kecil pada parenkim paru yang berpotensi
memicu terjadinya pneumotoraks
Indikasi torakotomi
emergensi (ERT) (dr. Kukuh Basuki Rahmat) 3H-1B!
·
henti jnatung pada kasus cedera
intratorakal tunggal
·
hipotensi berat (TD<60) pada
trauma s. tamponade
·
hemoragi intratorakal massif
o
massif; prod > 750 cc/jam
(15% total darah)
o
prod drain 5 cc/kgBB/jam
·
bronkopleural fistula berat
Indikasi reseksi paru pada
post luka tembak
·
kontusio paru berat + hipoksia
·
satu lobus terkonsolidasi
·
kebocoran akibat perdarahan
bila trauma toraks, disertai jejas pada daerah prekordial atau
didapatkan pelebaran mediastinum pada foto toraks → curiga trauma jantung →
evaluasi dengan echo.
(NIK, jaga 1/1/12) Post
insersi buleau drain, undulasi kemudian menghilang saat di drain diamsukan
dalam cairan dapat disebabkan akibat bagging yang berlebih sehingga mentebabkan
sumbatan akibat drain tertekan paru dan tidak mungkin disebabkan oleh clot yang
menyumbat.
Pada kasus kecurigaan pnemotoraks/ hematotoraks sebaikya difoto
lebih dahulu sebelum melakukan tindakan insersi chest tube kecuali darurat spt
tension pneumotoraks. Bila ragu membedakan antara hematotoraks atau bukan →
proof punctie
(dr HK, weekly 25/1/12) bila ada syok hipovolemik, sumber perdarahan
yang perlu dipertimbangkan?
·
Abdomen
·
Thorax
·
Pelvis
Hati-hati kalo sudah muncul trias death
Tekanan darah itu baru turun setelah perdarahan di atas 2 liter
(dr HK, weekly 25/1/12) Roberkan pada hilus yang memicu hematotoraks
jarang terjadi karena akselerasi dan deselerasi. Akselerasi dan deselerasi paling sering terjadi pada aorta.
Multitrauma 3/1/12. Pembahasan pasien trauma tajam abdomen yang
mengenai region posterior
·
(dr JIH SpB(K)BD) Sangat
penting untuk ditanyakan mekanisme injurynya, alat yang digunakan dan bagaimana
arahnya. Karena alat dan arah tusukan sangat menentukan unjury yang terjadi
misalnya arah pisau ke atas yang dapat menembus rongga toraks dsb.
·
(dr Tommy SpAn) Gerak dada itu
selalu ke depan, sehingga pada pasien prone position, tekanan intratorakal dan
intraabdomen itu tinggi, venous return menurun sehingga terjadi gangguan
ventilasi dan hemodinamik.
·
(dr JIH SpB(K)BD) Eviserasi
pada abdomen, hukumnya memang laparotomi tapi pada kasus ini tujuannya adalah
surgical resusitasi untuk menghentikan perdarahan dan tidnakan definitive
direncanakan berikutnya.
Bila kesadaran menurun → defans sulit dievaluasi
(dr ATA, 1/2/2012) Trauma tusuk toraks, bagaimana cara menghadapi?
Tutup dengan hjahitan air tight, pasang drain dan evaluasi, kemudian
lakukan foto toraks.
Jangan pernah dieksplor! Apalagi digital exploration.
Jika luka terbuka dan terlalu lebar → naik ke OK untuk
debridement.
Emfisema
subkutis?
Emfisema
subkutis dapat berasal dari pneumomediastinum maupun pneumotoraks dimana
terdapat hubungan pleura-kutan.
(dr. HK) Emfisema subkutis dengan fraktur costae → bila emfisema
subkutis bertambah luas pertimbangkan adanya pneumotoraks walaupun pada foto
toraks tidak didapatkan gambaran pneumotoraks, karena udara terus mengalir ke
pleurokutan melalui pleura parietal yang robek sehingga pneumotoraks tidak
tampak.
(dr. HSB) → pada kasus ini sebaiknya pasang WSD cegahtension
pneumotoraks apalagi bila dg ventilator
(dr. HK, visite besar) Bagaimana mbedakan emfisema subkutis yg
berasal dari pneumo mediastinum dan pneumotoraks?
Jika emfisema subkutis berasal dari pneumomediastinum maka daerah
leher akan bulging lebih dahulu kemudian ke toraks dan keseluruh tubuh
(biasanya akibat trakeobronchial injury), jika berasal dari pneumotoraks maka
daerah toraks yang sakit akan bulging terlebih dahulu kmd menyebar ke leher &
seluruh tubuh.
(dr. HK) Aplikasi multiple incision sebagai upaya dekompresi tidak
lagi dianjurkan karena risiko infeksi yang lebih tinggi sehingga pasien rentan
jatuh dalam sepsis.
(dr. ATA) Penatalaksanaan emfisema subkutis saat ini dengan
mempertahankan buleau drain, jika perlu ditingkatkan tekanannya untuk menarik
udara dari ruang subkutis. Chestfisioterapi napas dan dilakukan massage pada
daerah krepitasi kea rah selang bulleau drain.
Emfisema subkutis juga dapat terjadi pasca pemasangan chest tube/
bulleau drain terkait insisi atau jahitan fiksasi yang kurang tight atau
suction yang tidak memadai (tekanan hisapan kurang atau ada obstrukis akibat
clot atau posisi chest tube yang kingking)
(dr. HSB, 21/12/11, weekly report) Bagaimana bisa terjadi acute emfisema
subkutis luas?
·
Tracheobronchoal injury –
setiap kali inspirasi maka udara masuk ke dalam soft tissue dan selalu
bertambah dalam setiap inspirasi ( Pada kasus TT FNAB—Trnastorakal), jadi FNAB
nya menusuk mengenai bronkus → memicu tension pneumotoraks.
·
Drain yang tidak berfungsi
dengan baik
(dr. HK, 27/12/11, visite besar) kapan indikasi pemasangan drain
pada emfisema subkutis?
Jika emfisema subkutis dimulai dari toraks, apalagi ada fraktur
costae yang menyebabkan robekan pleura parietal, pneumotoraks akan sulit
terlihat karena terus udara masuk ke dalam subkutis akibat pergerakan paru.
Oleh sebab itu wajib untuk dilakukan pemasangan toraks drain.
Jika emfisema subkutis dimulai dari leher, kemungkinan besar akibat
robekan tracheobronchial sehingga jangan langsung diapsang drain tetapi harus
dilakukan bronkoskopi lebih dahulu.
Pneumomediastinum?
Bagaimana cara melakukan mediastinal drain? (dr.HSB)
- DPR—mediastinostomi, insisi
longitudinal 2 jari di atas jugulum sterni, diperdalam lapis demi lapis.
Bagian proksimal retrosternal space dibuka dan dimasukkan NGT no 20 dan
dihubungkan dennagn medulla
Sampai dengan trakea, dilebarkan secara tumpul sampai kea rah carina
Jangan membuat
mediastinitis dengan ekspos (menjelajah di balik sternum)
Mediastinis
(dr. Wuryantoro, 29/9/11) kenapa bisa terjadi mediastinitis? Kenapa
tdk dikulit dpn/nlkg leher yang bengkak?
- Sudah ada tracknya
- Pengaruh tekanan intratorakal yang
negative karena pasien bernapas sehingga menyebabkan penyebaran
Penanangannya?
- Pasang mediastinal drain?
- Sternotomi dan cuci
Atelektasis?
(Prof PR Forum PPJT 7/12/11)
Atelektasis dengan bulleau drain?
Bila pasien masih mengalami atelektasis, upayakan mempertahankan
bulleau drain pada tekanan yang lebih tinggi, pada anak-anak bisa sampai
15cmH2o dan jangan takut beledos, karena mekanisme itu turut membantu
pengembangan paru sebelum mempertimbangkan trakeostomi.
(HSB) pertimbangkan untuk mempertahankan drain terkait dengan risiko
infeksi.
Bila paru kolaps dalam waktu yang cukup lama, pertimbangan?
- Sumbatan pada bronkus (obliterasi)
pertimbangkan untuk dilakukan bronkoskopis
Gagal
napas?
Apa yang dimaksud dengan gagal napas?
Kriteria gagal napas apa saja sih?
- Kriteria Pontoppidan
- Kiteria Shapiro (Rule of Fifty_
- Kriteria Petty
- Acute Respiratory Failure
- Acute Ventilatory Failure
Flail
Chest?
Flail chest → komplikasi pada 10-20% kasus trauma tumpul toraks,
mortalitas 10-25%
(dr. Kukuh /PIT HBTKI III) Definisi→
- Iga yang frakturlebih dari dua buah
costae
- Satu costae patah di dua tempat atau
segmental
- Jarak
patah segmental dalam satu iga lebih dari jarak dua costae
Definisi lama :Fraktur costae segmental pada dua costae atua lebih
yang menimbulkan paradoxical movement
(dr. Wuryantoro/PIT HBTKI III) → tidak murni suatu paradoxical
movement jadi hanya mengambang
Figure 46.8 flail chect
wall movement drawing
Emergency case → bawa langsung ke RES bila muncuk bahaya flail chest
seperti
- Distress napas → hipoksia karena tidak
terfiksasi jadi ada perbedaan terkanan yang tidak adekuat akibatnya
terjadi gangguan ventilasi (karena aliran) dan perfusi
- Unstable hemodynamic (why?) MEDIASTINAL
FLUTTER
PARADOXICAL MOVEMENT
Paradoxical
movement → segmen yang mengambang akan bergerak ke dalam selama gase inspirasi
dan bergerak ke luar selama gase ekspirasi, sehingga udara inspirasi terbanyak
memasuki paru kontralatera dan banyak udara ini akan masuk pada paru
ipsilateral selama gase ekspirasi.
PENDELLUFT MOVEMENT
Udara deoksigenated yang masuk ke dalam sisi paru yang sakit akan
terhisap dan masuk dalam paru yang sehat daripada dikeluarkan oleh tubuh
sehingga memicu hipoksia
Tindakan bedah pada flail chest → controversial tp perlu situasi
klinis spesifik
Tindakan
- Non Operative Management
- Konservatif dan Analgesia
yang adekuat
- Eksternal stabilisasi
- Standar terapi → Internal pneumatic stabilization with
mechanical ventilation
- Pulmonary toilet
- Operative Management
- Open reduction dan fixation
- Pertimbangkan indikasi chest
tube dan risiko barotraumas
Kapan stabilisasi dinding dada dikakukan (clipping)?
Tergantung
derajat kerusakan parenkim paru
Indikasi stabilisasi bedah →
- Distress napas berat → jika pasien tidak
dapat weaning dair mechanical ventilator setelah resolusi kontusi paru
tercapai sebagian (no or mild contusion)
- Jika pasien membutuhkan tindakan
torakostomi akibat lesi yang mendasari
- Flail chest anterolateral ekstensif
walaupun tanpa distress napas (why?) mencegah late chest restriction
akibat deformitas anatomi.
Kontraindikasi stabilisasi bedah ?? →
kontusio paru ekstensif
Tindakan menghadapi flail chest :
(dr. APM) bila di luar RS dan tidak ada fasilitas → tidurkan pasien
pada sisi yang sakit
Menurut ATLS, aplikasi plester lebar untuk flail chest sudah tidak
berlaku lagi
(Prof PR) bila tiba di RS, penanganan direk → langsung clipping
Senior lain → internal fixation/ ventilator selam 2 hari kemudian
clipping
Figure algorithm in flail
chest management
Jatuh dari
ketinggian?
(dr. HSB, visite besar) Apa ynag perlu diperhatikan pada trauma
jatuh dari ketinggian?
- Adanya jejas atau trauma yang terjadi
akibat coup & countercoup – akselerasi dan deselerasi terutama pada
organ yang ada di garis sumbu seperti otak dan tulang belakang – jantung
dan pembuluh darah besarnya → pembuluh darah robek pada hilusnya
- Adanya cedera pada organ berpasangan
yang melekat pada garis sumbu tersebut seperti paru, ginjal, hati dan
limpa yang terfiksasi pada satu sumbu yaitu pembuluh darah besar sehingga
dapat menyebabkan robekan vascular akibat adanya focus lokus minorisnya.
Organ berongga yang menempel ada ligamentum treitz… perbedaaan
antara fix dan mobile.
(dr. HSB, visite besar) Apa sih bedanya rupture organ padat ama
tuptur organ berongga?
(dr. FEN, October 2011, Friday Forum) gini ya..
- Kalau ruptur organ padat
- Peritonism timbul
- Nyeri lebih kurang dibanding
ruptur organ berongga
- Kalo ruptur organ berongga
- Peritonitis terjadi cepat, keculai
mengenai usus halus → delayed
- Adanya cairan → nyeri terasa
lebih hebat
Fraktur
costae?
(dr. APM) Pertimbangkan apa yang perlu dipikirkan
pada trauma dengan fraktur costae 1-2, post?
- High energy, trauma
yang heabt sehingga dapat mematahkan costae 1-2 yang pendek dan tebal,
dilindungi oleh scapula n otot yang kuat di belakang
- Iga 2-9 meripakan iga
yang paling sering patah
- Kemungkinan trauma
pada jantung dan pembuluh darah besar
(Prof PR) batas diafragma ialah pada costae 6. Bila
terdapat fraktur costae 8-12 apalagi dengan unstable hemodinamik →
pertimbangkan internal bleeding (trauma intraabdominal) dugaan perlukaan
hepar/lien/ginjal
Clipping costae dengan SHAPP clip
(Prof PR) konsep awal pemasangan costae fix (clipping
costae) ialah dengan anestesi lokal, tetapi pada beberapa kasus seperti
obesiatas, karena approach ke costae tidak mudah jadi dilakukan di bawah
general anesthesia.
(dr. HSB) Clipping costae dipasang hanya jika kondisi
pasien STABIL!!
Bila pasien dalam respirator → jangan diclipping kecuali
tidak bisa weaning atau tidak bisa lepas ventilator
Indikasi Clipping Costae
- Urgent
- Distress
napas—relative hypoxia, flail chest
- Nyeri,
terutama akibat fraktur di lateral, karena geraknya lebih banyak dan
lebih dinamis dibanding sisi posterior
- Elektif
- Infikasitiaching
(dr. HK, 26/12/11) kapan fraktur costae tidak perlu
diclipping?
- Fraktur costae yang
letaknya di posterior tidak perlu untuk dilakukan clipping costae karena—
- Sudut yang
dibentuk saat pergerakkan kecil sehingga tidak terlalu nyeri
- Lapisan
otot posterior yang menyokong cukup kuat sehingga proses healing lebih
baik dan lebih cepat
- Bila graktur costae
telah berlangsung lehi dari 5 hari dan kondisi stabil, karena telah
terjadi proses healing disamping tindakan operatif juga tidak mudah. Pada
hari ke 10, sudah terbentuk kalus pada fraktur costae
- Kerugian di clipping
hanyalah timbulnya scar
(Dr. HK) Clipping costae tidak lagi dipertimbnagkan
pada fraktur costae yang telah terjadi lebih dari 7-10 hari Karen telah terjadi
pertumbuhan kalus sejak hari ke 5
Hati-hati risiko terjadinya pneumotoraks atau
hematotoraks akibat tusukan fragmen fraktur costae
Pada fraktur costae, reduks inyeri adalah gaktor yang
sangat penting karena nyeri akan menghambat pengembangan paru dan reflex batuk
yang berrisiko meningkatkan terjadinya pneumonia. Bila pemberian analgesic
tidak adekuat dapat dilakukan anestesi blok intercostals pada segemen costae
yang patah.
Hati-hati-nyeri pada fraktur costae juga dapat
memperberat hipoventilasi ! jadi analgesia sangat penting!
Contusio
pulmonum (memar paru)
(multi trauma, Juni 2011, dr HK) → contusion pulmonim
adalah perdarahan parenkim paru sehingga memicu terjadinya atelektasis pada
parenkim paru akibat penekanan oleh perdarahan dimana pleura visceralis masih
utuh sehingga darah tidak berada di intrapleura.
(multi trauma, Juni 2011, dr HK) → Klinis sama dengan
hematotoraks, di mana didapatkan gerak dada yang tertinggal akibat alveoli yang
kurang mengembang, suara napas yang menurun. Gangguan pada contusion pulmonum
adalah gangguan difusi akibat terjadi kerusakan vascular. Penatalaksanaan
konservatif ditunggu hingga perdarahan dapat diabsorbsi, jika gangguan difusi
bertambah berat maka pertimbangkan indikasi ventilator mekanik dengan PEEP tinggi
untuk mendorong cairan dalam alveoli ke sirkulasi.
Oppeneheimer
(1970) kontusio = laserasi. Kontusio pulmonim terjadi akibat rupture alveoli
dan kapiler paru sehingga terjadi perdarahan dalam alveolar disertai sekresi
respiratori yang berdarah sehingga memicu gangguan ventilasi dan perfusi →
hipoksemia.
Apa saja yang terjadi dalam contusion paru?
- Compliance paru menurun
sehingga
- Peningkatan
shunt fraction
- Peningkatan
resistensi pulmonal ~ luas kontusio → aliran darah berkurang
- Penurunan
ventilasi per unit volume dan
- Penurunan
progresif pO2 →
hipoksemia
- Penebalan septa
alveolar → difusi terganggu
Kontusio pulmonim akan mengalami resolusi dalam waktu
5 hari (dr ATA)
Pasien dengan hipoksemia bermakna (PaO2<65mmHg
(8,6kPa) atau SaO2<90% pada udara bebas → memerlukan intubasi dan
ventilasi pada satu jam pertama setelah trauma.
Hematotoraks
Bagaimana menegakkan diagnosis hematotoraks?
- Anamnesis
- Pemeriksaan fisik:
- I: anemis?
Jejas? Gerak napas yang tertinggal
- P:
krepitasi? Nyeri tekan?
- P: redup
pada sisi yang sakit
- A: suara
napas vesikuler menurun pada sisi yang sakit
- Pemeriksaan penunjang:
RO toraks dan CT scan
- Proof Punctie →
penting.. jangan kelewatan (dr HSB)
Figure (see
photo)
Kesuraman yang
mengenai satu ICS kira-kira memiliki volume 125 cc darah
(Prof PR, kuliah besar Okt 2011) Satu hemitoraks itu
dapat menampung darah sampai 3000 liter
Perdarahan hebat lebih dari 1500 cc maka risiko
mortalitas mencapai 75%
(Prof PR) Kapan hematotoraks dilakukan torakotomi?
- Bila perdarahan lebih
dari 800 cc
- Perdarahan lebih dari
15cc/kgBB dalam 1 jam
- Perdarahan 3-5
cc/kgBB/jam selama 3 jam berturut turut
(dr ATA) Sumber perdarahan hematotoraks darimana
saja?
- Robekan pada arteri
intercostalis (terbanyak)
- Robekan arteri mamaria
interna
- Robekan pada parenkim
paru sehingga menyebabkan av dlm parenkim ruptur
Acute
respiratory distress syndrome?
Stadium awal ALI → edema pulmonal oleh karena proses inflamasi pada
mikrosirkulasi pulmonal → meningkatkan permeabilitas sawar alveoli kapuler
Figure( see photo)
Natural history ALI/ARDS →resolusi & repair vs persistensi &
progresi
ALI/ARDS membaik seiring dengan kembalinya fungsi alveolar. Bila
persistensi dan progresi berlanjut → MDF, fibrosing alveolitis, pulmonary
vascular obliteration dengan PH dan kematian
(matthay MA, Zimmerman GA, Four Decades of Inquiry into Pathogenesis
and Rational Management Acute Lung Injury and the Acute Respiratory Distress
Syndrome American Journal of Respiratory Cell and Molecular Biology 2005;
33:319-327)
20% ARDS disebabkan oleh TRAUMA
TORAKS
Apa beda ARDS yang disebabkan oleh trauma dan disebabkan oleh
inflamasi?? (dr BPS)
- ARDS akibat trauma akut biasanya
compliancenya lebih baik tetapi biasanya saturasinya lebih jelek sehingga
susah beresponsif terhadap PEEP tinggi
- Recruitment maneuver lebih baik pada
infeksi (recruitment → membuka alveoli paru)
- Pemberian PEEP tinggi, pd trauma kurang
responsive sehingga saturasi rendah dan pd infeksi lebih responsive
Gambaran pada ARDSS
- Resistensi O2. Pemberian O2 tidak akan
menaikan saturasi
(Prof PT) Ada 4 tanda ARDS ialah :
- Onsete acute, hypoxemia akut PaO2<
60 pada FiO2>50%
- PF ratio kurang dari 200
- Foto toraks dengan bilateral infiltrate
- PCWP < 18, bukan dari sebab
kardiogenik
3 fase ARDS :
- Eksudatif (0-7 hari)
- Proliferatif
- Fibrotik (>21 hari)
Figure (see photo)
Tatalaksana :
Lung recruitment :
- Low tidal volume (6cc/kgBB)
- High peep
- Permissive hiperkapnea
- Pressure limitation
Berapa lama? →beberapa menit, evaluasi dengan saturasi hingga
membaik
Bagaimana setting ventilator pada ARDS?
- High peep
- Low tidal volume → RR nya dinaikkan
supaya minute volume tercukupi
- Permissive hiperkapnea → sedikit
asidosis yang dimungkinkan untuk merangsang pernapasan
- Reverse I:E sehingga inspirasi lebih
panjang untuk meningkatkan pengembangan paru
Apa bahayanya hightidal volume dan low tidal volume?
- High tidal volume memicu overstretch alveoli → volutrauma
(secondary lung injury)
- Low tidal volume memicu hiperkapneia dan atelektasis akibat peningkatan dead space
Low tidal volume ventilation → reduced mortality in ARDS pada penelitian
NIH
Fibrosing Alveolitis (NEJM) →
Fibrotic lung injury pasca ALI atau ARDS yang terjadi 5-7 hari pasca onset
dimana alveolus terisi dengan sel mesenkimal, pembuluh darah baru → akumulasi
kolagen dan fibronectin dalam paru → mortalitas meningkat
Trauma /
ruptur diafragma ?
(dr APM, weekly report pada trauma diafragma, harus dibedakan kasus
akut dan kronis
Dikatakan akut → pendekatan melaui abdomen kecuali ada organ
intraabdomen yang rupture dan spilage ke dalam toraks maka harus dilakukan
torakotomi.
Kalo dulu cukup laparatomi dgn catatan foto toraks baik baik atau
yakin tidak ada apa2 dlm rongga toraks
Jika kronis (fase laten) → pendekatan yang terbaik adalah torakotomi
jika ada organ yang herniasi.
Bila ada eleveasi diafragma, pertimbangkan
- True (congenital) atau acquired
eventerasi (trauma atau non trauma)
- Intact atau abnormal phrenic nerve
- Kemungkinan proses intrapleural atau
proses intraabdominal
(OQR 10/12/11) seberapa jauh ketinggian hemidiafragma kiri dianging
kanan yang diakatakan normal ? 1-2 diskus intervertebralis
Gambar double contour pada foto toraks lateral dapat disebabkan oleh
karena:
- Inspirasi kurang dalam
- Paralisis diafragma
Penyebab eventrasio diafragma
- Lesi nervus phrenicus
- Kelemahan otot otot
(dr. HK, weekly report) bagaimana membedakan hernia diafragma dan
eventrasio diafragma?
- Foto toraks → eventrasio diafragma
tampak sebagai peninggian diafragma dengan lengkungan yang utuh (unbroken
line) dari mediastinum menuju arkus costae(tapi masih sering dikacaukan
dgn high funfus atau bila ada volvulus)
- Dengan fluroskopi (syarat: tanpa
ventilator mekanik) →dilakukan fluoroskopi ; jika saat inspirasi dengan
diafragma menurun maka itu adalah eventrasio diafragma (paradoxical
movement) dan bila tidak bergerak, itu adalah hernia diafragmatika
- (dr. Wuryantoro 29/9/11) kalo ada
elevasi hemidiafragma kanan, bagaimana tahu kalo itu ruptur atau tidak,
kalo dengan fluoroskopi kan sulit sebab kanan adalah hepar? Pastikan
rupture diafragma dengan torakoskopi..
Cuci cavum toraks harus lewat torakotomi apalagi jika terdapat
spilage asam lambung. Jika dicuci lewar cavum abdomen → kurang steril dan
berisiko memicu terjadinya schwarte dan fistel
(dr HK, Friday Forum 2011) Trauma tumpul dan trauma tajam diafragma?
- Trauma timpul diafragma → Mc Donald phenomenon,
jagi seperti MacDonald yang
dipecahkan, lukanya akan luas. tekanan negatif intratorakal selama
respirasi akan menyebabkan herniasi secara gradual dari organ intraabdomen
ke rongga thorak dan memperlebar defek yang ada
- Trauma tajam diafragma membutuhkan
waktu sebelum robekan
(dr HK, weekly report 2011) bagaimana cara menjahit diafragma post
rupture (dr HK)
- Jahitan satu persatu atau continuous
- Menggunakan benang nonabsorbable
- Simpul jahitan menghadap ke bawah
abdomen untuk mencegah terjadinya friksi saat pasien bernapas
(dr HK, weekly report 2011) Kapan dilakukan repair difragma melaui
dari torakotomi atau laparotomi?
- Tergantung jenis luka, biasa lebih baik
melalui torakotomi
- Teatpi disini berlaku kebijakan,
tergantung dari letak lukanya, jika ada akut abdomen maka langsung
dilakukan laparotomi → tujuannya dua yaitu eksplor dan repair
- Jika kaussnya berlangsung kronis, maka
sebaiknya buka atas karena biasanya telah terjadi perlengketan
- (Prof PR) → Secara kualitas dari teknik,
repair diafragma melalui torakotomi memberikan keluaran yang lebih baik
dibanding melalui laparotomi
(Prof PR, 21/9/11) pada kasus ruptur diafragma → prinsipnya
diafragma adalah bagian dari otraks dan approach harus thoracoabdominal bukan
hanya laparotomi
Tujuannya adalah repair anatomis
bukan kosmetik! Jadi dilakukan
approach transtorakal lebih dulu jika sulit dilanjutkan dengan laparotomi.
Risiko jika pendekatan repair diafragma hanya lewat laparotomi ialah
eventrasio/ hernia diafragma (2-3 tahun kmd) karena tidak dilakukan funduplication
(Prof PR, 21/9/11) Dalam melakukan tindakan, harus tahu prinsipnya,
teknik terserah preferensi tiap orang tapi prinsip penting, misalnya dalam
menjahit usus baik dengan stapler atau jahit biasa tidak boleh melupakan dimana
lapisan mukosa harus ketemu mukorsa, serosa ketemu dengan serosa dsb.
(dr. Wuryantoro, 29/9/11) Apa bahaya ruptur diafragma?
Terjadinya herniasi yang berakibat strangulasi dari organ
intraabdomen yang terhisap oleh karena tekanan negatif rongga intratoraks
(dr. Wuryantoro, 29/9/11) Bagaimana approach ruptur hemidiafragma
kanan dengan ruptur hepar yang menyebabkan hematotoraks pada hemitoraks kanan?
Approachnya torakotomi sehingga lebih mudah untuk menjahit, tapi
evaluasi dulu konsisi dibawah difragma dengan melebarkan viscus, ada maka perlu
approach laparotomi.
Trauma
daerah prekordial ?
(dr. Wuryantoro, 29/9/11) batas daerah prekordial apa saja?
- Batas atas : costae III
- Batas kiri : garis midclavicularis kiri
- Batas kanan : garis parasternal kanan
- Batas bawah ; subxiphoid
(dr Wuryantoro, 29/9/11) Apa bahaya pneumopericardium? → dapat memic
efusi pericard → tamponade
Langkah lanjutannya? → drainase dengan subxiphoid pericardial window
Kenapa tidak di echo dan agresif pasang drain → supaya dapat melihat
secara avu darah atau efusi
Kenapa tidak engan pericardiocentesis? Karena risiko false positif
dan negatif → false positif kalo ada daerah yang bukan dari intrapericard tp
masuk dalam jantung, atau fakse negative Karen buntu akibat adanya udara
sehingga menyebabkan pembekuan darh
(OQR, 10/12/2011) Trauma tumpul pada jantung bisa dinilai dari?
- Jejas
- Terdengar suara murmur → new
regurgitant
- Gambaran ekg → aritmia dan low voltage
- Laboratorium → CK CKMB Troponin T,I
No comments:
Post a Comment