Friday, September 27, 2013

Imago Dei



(DICIPTAKAN SERUPA DAN SEGAMBAR DENGAN ALLAH)

Tujuan:
  1. Peserta menjelaskan arti segambar dan serupa Allah
  2. Peserta memandang orang lain segambar dan serupa dengan Allah (dengan tidak memandang rendah orang lain, menghina/mengolok teman yang memiliki kekurangan)

Bibliography
Alkitab. (1974). LAI.
Hoekoma, A. (2000). Manusia: Ciptaan Menurut Gambar Allah [Created in God's Image]. Surabaya: Penerbit Momentum.
Perkantas, T. P. (2010). Kabar Baik Untuk Siswa Masa Kini. Jakarta: Perkantas.
Tan Giok Lie, E. D. (Ed.). (2000). Bintang Identitasku. Bandung: STTB.
The Holy Bible New International Version. (2000). Zondervan.

Peraga:
  1. Cermin
  2. Gambar hari penciptaan
  3. Satu plastik tanah/pasir
 Bahan Alkitab:
  1. Kejadian 1
  2. Mazmur 8: 4 – 9


[Pembicara mengambil cermin, memperlihatkan kepada peserta dan meminta beberapa orang volunteer untuk melihat ke dalam cermin. Kemudian, minta mereka menceritakan apa yagn mereka lihat. Ajak peserta untuk mengidentifikasikan dirinya pada suatu hal, missal: karakter tertentu, atau bisa juga dengan bantuan gambar – gambar body image Temukan adanya citra diri yang salah: kesombongan atau kerendahdirian]
Menurutmu, siapkah dirimu?
Yah, masing – masing kita tentu punya cara tertentu untuk memandang diri kita… Dan tentu juga, Allah punya cara sendiri untuk memandang kita. Yuk, kita lihat cara Allah!

Kejadian 1
Mari kita telusuri Alkitab kita!
Tentu kita masih ingat benar bagaimana Allah menciptakan bumi dan seisinya dalam waktu 7 hari! Bahkan saya yakin bahwa di antara kita ada yang hafal urutan penciptaan mulai hari pertama sampai dengan hari ketujuh!
Yuk, kita ingat – ingat lagi urutan penciptaan itu! [menggunakan alat peraga gambar sehingga bisa cepat dan mudah ditangkap oleh siswa]
Hari pertama               : terang (3)
Hari kedua                  : cakrawala (6)
Hari ketiga                  : daratan dan lautan, tunas muda, tumbuh – tumbuhan berbiji, segala jenis pohon buah – buahan yang bijinya berbuah supaya ada tumbuh – tumbuhan di bumi
Hari keempat              : benda penerang untuk memisahkan siang dari malam
Hari kelima                 : makhluk dalam air, burung – burung di udara
Hari keenam               : makhluk hidup di bumi, binatang melata, binatang liar. Manusia
Hari ketujuh                : Memberkati ciptaan
Hmmm… Dari tujuh hari penciptaan dan pemberkatan itu, apa, sih, istimewanya manusia? Kan sama – sama juga diciptakan? Ada yang tahu?

Pertama, mari kita lihat. Kata apa yang mendahului setiap proses penciptaan itu? Kata “Berfirmanlah Allah” diulang setiap kali Allah hendak menciptakan sesuatu. Kita bisa lihat di ayat 3, 6, 9, 11, 14, 20, 24. Nah, bagaimana dengan manusia?

Yah, sebelum penciptaan manusia, kata “Berfirmanlah Allah” diulang kembali. Namun setelah itu, diikuti, “Baiklah Kita” yang tidak kita temukan di penciptaan – penciptaan sebelumnya. Ini berarti, penciptaan manusia memiliki kelas tersendiri, yang lebih tinggi dari ciptaan yang lain. Manusia punya akal budi, lebih dari ciptaan yang lain. Hewan hanya punya insting dsb (ayat 26)

Yang kedua, di dalam Alkitab berbahasa inggris, frase “Baiklah Kita menjadikan” kalau diterjemahkan menjadi, “Marilah kita menjadikan…”. Kata “Mari” di sini bukan hanya berarti ajakan, tetapi juga adanya unsure perencanaan. Kalo misalnya saya bilang, “Mari kita nonton film hari Minggu!”, berarti bahwa saat ini saya sedang merencanakan untuk menonton film hari Minggu.  Perencanaan seperti ini tidak ada dalam penciptaan yang lain.

Hal ini berarti ketika menciptakan manusia, Tuhan merencanakannya terlebih dahulu. Tuhan tidak membuat manusia secara asal – asalan saja! Begitu juga dengan kita semua! Allah membentuk kita begitu rupa, setiap bagian tubuh kita, mulai dari ujung rambut sampai ke ujung kaki… Setiap lekukkannya, ada di dalam rencana Allah. Hidungmu, rambut keriting/lurusmu, tubuhmu yang tinggi/ yang kurus, dll. Jadi bentuk tubuh kita yang sekarang adalah maha karya Allah, hasil desain Allah. Siapa yang dapat mengalahkan keelokan penciptaan Allah?

Mari kita lihat juga 2:7. Di sini dikatakan bahwa manusia diciptakan bukan dengan Firman saja, tapi membentuk dengan tanganNya. Spesialnya: setiap orang beda, nggak semua orang sama. Menunjukkan perbedaan dengan macam – macam gambar. Bukan berarti Allah merencanakan yang cantik saja, tapi semuanya.

Yang ketiga, keistimewaan itu juga dapat kita temukan dari menurut siapa manusia diciptakan. Mari kita perhatikan lagi, sementera Allah menciptakan hewan – hewan menurut jenisnya (ayat 21, 24, 26 – 27), Allah menciptakan manusia menurut gambar dan rupa-Nya (26).
Apakah yang dimaksud dengan segambar dan serupa dengan Allah?

Kata gambar dan rupa ini berarti manusia merupakan representasi Allah dan manusia menyerupai Allah. Menyerupai dalam hal apa? Dalam hal natur/ sifat – sifat Allah tentang kebenaran, kebijaksanaan, kasih, kekudusan, dan keadilan. Manusia memiliki semua ini dan inilah juga yang memampukan manusia untuk memiliki persekutan dengan Dia. Inilah yang membedakan manusia dengan binatang. Manusia memiliki kesadaran akan adanya Allah. Ga pernah tahu, kan, hari Minggu pagi tikus – tikus pada bawa Alkitab buat ke gereja?

Karena memiliki sifat – sifat Allah, manusia juga memiliki hokum moral dalam dirinya, sdangkan binatang tidak. TIdak pernah kita temukan kucing yang merasa bersalah jika memakan anaknya sendiri karena lapar! Sedangkan manusia, dengan adanya gambar dan rupa Allah dalam dirinya, seharusnya dia merasa bersalah setiap kali melakukan pelanggaran: seperti halnya merasa bersalah ketika menyontek, berbohong, dan melakukan dosa yagn lain. Karena itu, kalo ada orang yang ga merasa bersalah ketika nyontek, kita perlu meragukan apakah dia benar – benar manusia atau bukan! Hehehehe…

Sampai di sini, kita telah belajar 3 keistimewaan manusia dalam penciptaan:
  1. Manusia diciptakan lebih tinggi dari ciptaan lain
  2. Manusia diciptakan dengan perencanaan Allah
  3. Manusia diciptakan segambar dan serupa dengan Allah
Mari bersama kita membuka Alkitab kita dari Mazmur 8:4-9
Mari kita lihat ayat 5. Kalau diterjemahkan dalam bahasa sehari – hari, mungkin akan menjadi, “Manusia itu opo, se’, kok sampai diingat Allah?”. Hal itu diungkapkan pemazmur setelah dia membandingkan dirinya dengan ciptaan yang lain: langit, bulan, bintang, dll. Apa yang membuat pemazmur berkata demikian? Mungkin saat itu, dia merasa, “aduh, aku kok kecil yo? Langit itu lho gede banget.. indah banget.. ada bintang, bulan… lha aku ini, manusia… diciptakan aja dari debu tanah…”. Namun pemazmur juga menyadari benar tentang hakikat penciptaannya, bahwa dia, manusia, diciptakan hampir sama seperti Allah, dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat.
Pemazmur menyadari bahwa dia diciptakan dari hal yang sama sekali tidak berarti, dari debu tanah. Suatu hal biasa diinjak – injak, tidak diperhatikan, bahkan dengan sengaja disingkirkan! Namun, debu tanah yang sama pulan yang diangkat oleh Allah dan diberi kemuliaan dan hormat! Debu itu telah dibuat Allah menjadi ciptaan yang segambar dan serupa dengan Dia!

Apa dampaknya bagi kita?
Pertama, menyadari bahwa kita diciptakan dari debu tanah, tidak ada alasan bagi kita untuk menyombongkan diri, merasa lebih baik dan lebih hebat dari orang lain! Wong kita semua lho sama – sama dari debu! Kita sama – sama ciptaan! Kita tidak boleh mengolok – olok teman yang mungkin kelihatannya tidak lebih baik dari kita!
Kedua, teman kita ini juga, yagn ada di samping kanan dan kiri kita, juga mungkin di luar sana, juga sama – sama diciptakan segambar dan serupa Allah! Kalau kita menghina teman kita dengan bilang dia jelek, bau, dsb, berarti kita juga menghina gambar Allah itu di dalam dirinya.
Ketiga, Tuhan telah menciptakan kita dengan baik, bahkan di akhir penciptaan Tuhan mengatakan bahwa apa yang Dia ciptakan sungguh amat baik. Kita tidak boleh merasa diri kita buruk, wong desainer kita ini, lho Tuhan! Masa ciptaan Tuhan itu buruk? Lagi pula, perasaan buruk, tidak bisa, tidak mampu menandakan kesombongan kita! Kok bisa? Ketika kita memandang diri yagn jelek – jelek, berarti kita punya gambaran yang lebih baik tentang “seharusnya aku diciptakan seperti apa”. Nah, bagian ini seolah – olah kita lebih tahu dari Tuhan tentang apa yagn lebih baik dari kita dan ini juga adalah kesombongan!

Seperti apa sajakah perasaan rendah dan buruk itu?
Merasa nggak pinter, merasa jelek karena keriting, gendut, item, merasa rendah karena bukan dari keluarga kaya, merasa nggak berharga karena nggak bisa melakukan sesuatu.
Mungkin ada yang bilang gini, “Kak, sebenarnya aku juga ga ngerasa jelek-jelek banget. Tapi teman- teman itu, lho, ngolok – olok aku! Jadinya aku ya mreasa gitu!”
Hmmm… Masih ingat ttg debu tadi? Memang kenapa kalau debu itu diinjak dan dibuang? Memang kenapa kalau orang lain bilang kamu jelek dsb? Nilai dirimu di mata orang lain tidak mempengaruhi nilai dirimu di mata Allah!
Hei! Tuhan sudah menciptakanmu sungguh amat baik! Jika saat ini kamu merasa ga bisa, bukan berarti kamu terus jelek, buruk, dan ga berharga! Jika teman – teman mengolok – olokmu juga bukan berarti kamu harus ngerasa buruk! Yang kamu perlukan adalah menggali potensi yang mungkin saat ini belum kamu temukan!
Apa yang bisa kita simpulkan hari ini?
  1. Manusia diciptakan dengan keistimewaan
  2. Manusia diciptakan segambar dan serupa dengan Allah, karena itu tidak boleh memandang oran g lain lebih rendah dan tidak boleh memandang diri sendiri lebih tinggi.
Jadi sekarang gimana?
  1. Setiap kali kalian tergoda untuk sombong, selalu ingatlah bahwa kita tidak lebih baik dan tidak lebih buruk dari orang lain! Kita semua diciptakan sama, dari debu, menurut gambar dan rupa Allah!
  2. Dan setiap kali kalian tergoda untuk merasa buruk, jelek, nggak berharga, mending jadi orang lain aja, ingatlah bahwa Allah menciptakanmu begitu rupa, merencanakan setiap bagian dari hidupmu! Bahkan debu tanah, suatu hal yang kelihatannya diabaikan, diangkat Tuhan untuk menjadi serupa seperti-Nya
  3. Tuhan menciptakan kita dengan sungguh amat baik. Galilah potensimu yang belum kelihatan! Muliakan Tuhan dengan hidupmu!

Oleh:
Cyntia Puspa Pitaloka
Mei 2011


Soli Deo Gloria!

No comments: