(DICIPTAKAN SERUPA DAN SEGAMBAR DENGAN ALLAH)
Tujuan:
- Peserta
menjelaskan arti segambar dan serupa Allah
- Peserta
memandang orang lain segambar dan serupa dengan Allah (dengan tidak
memandang rendah orang lain, menghina/mengolok teman yang memiliki
kekurangan)
Bibliography
Alkitab. (1974). LAI.
Hoekoma, A.
(2000). Manusia: Ciptaan Menurut Gambar Allah [Created in God's Image].
Surabaya: Penerbit Momentum.
Perkantas, T. P.
(2010). Kabar Baik Untuk Siswa Masa Kini. Jakarta: Perkantas.
Tan Giok Lie, E.
D. (Ed.). (2000). Bintang Identitasku. Bandung: STTB.
The
Holy Bible New International Version. (2000). Zondervan.
Peraga:
- Cermin
- Gambar
hari penciptaan
- Satu
plastik tanah/pasir
Bahan Alkitab:
- Kejadian
1
- Mazmur
8: 4 – 9
[Pembicara
mengambil cermin, memperlihatkan kepada peserta dan meminta beberapa orang
volunteer untuk melihat ke dalam cermin. Kemudian, minta mereka menceritakan
apa yagn mereka lihat. Ajak peserta untuk mengidentifikasikan dirinya pada
suatu hal, missal: karakter tertentu, atau bisa juga dengan bantuan gambar –
gambar body image Temukan adanya citra diri yang salah: kesombongan atau
kerendahdirian]
Menurutmu, siapkah dirimu?
Yah, masing – masing kita tentu punya cara
tertentu untuk memandang diri kita… Dan tentu juga, Allah punya cara sendiri
untuk memandang kita. Yuk, kita lihat cara Allah!
Kejadian 1
Mari kita telusuri Alkitab kita!
Tentu kita masih ingat benar bagaimana Allah menciptakan bumi dan seisinya dalam waktu 7 hari! Bahkan saya yakin bahwa di antara kita ada yang hafal urutan penciptaan mulai hari pertama sampai dengan hari ketujuh!
Tentu kita masih ingat benar bagaimana Allah menciptakan bumi dan seisinya dalam waktu 7 hari! Bahkan saya yakin bahwa di antara kita ada yang hafal urutan penciptaan mulai hari pertama sampai dengan hari ketujuh!
Yuk, kita ingat – ingat lagi urutan
penciptaan itu! [menggunakan alat peraga
gambar sehingga bisa cepat dan mudah ditangkap oleh siswa]
Hari pertama : terang (3)
Hari kedua : cakrawala (6)
Hari ketiga : daratan dan lautan, tunas muda, tumbuh – tumbuhan
berbiji, segala jenis pohon buah – buahan yang bijinya berbuah supaya ada
tumbuh – tumbuhan di bumi
Hari keempat : benda penerang untuk memisahkan siang dari malam
Hari kelima : makhluk dalam air, burung – burung di udara
Hari keenam : makhluk hidup di bumi, binatang melata, binatang
liar. Manusia
Hari ketujuh : Memberkati ciptaan
Hmmm… Dari tujuh hari penciptaan dan
pemberkatan itu, apa, sih, istimewanya manusia? Kan sama – sama juga diciptakan?
Ada yang tahu?
Pertama, mari kita lihat. Kata apa
yang mendahului setiap proses penciptaan itu? Kata “Berfirmanlah Allah” diulang
setiap kali Allah hendak menciptakan sesuatu. Kita bisa lihat di ayat 3, 6, 9,
11, 14, 20, 24. Nah, bagaimana dengan manusia?
Yah, sebelum penciptaan manusia, kata
“Berfirmanlah Allah” diulang kembali. Namun setelah itu, diikuti, “Baiklah
Kita” yang tidak kita temukan di penciptaan – penciptaan sebelumnya. Ini
berarti, penciptaan manusia memiliki kelas tersendiri, yang lebih tinggi dari ciptaan
yang lain. Manusia punya akal budi, lebih dari ciptaan yang lain. Hewan hanya
punya insting dsb (ayat 26)
Yang kedua, di dalam Alkitab berbahasa
inggris, frase “Baiklah Kita menjadikan” kalau diterjemahkan menjadi, “Marilah
kita menjadikan…”. Kata “Mari” di sini bukan hanya berarti ajakan, tetapi juga
adanya unsure perencanaan. Kalo misalnya saya bilang, “Mari kita nonton film
hari Minggu!”, berarti bahwa saat ini saya sedang merencanakan untuk menonton
film hari Minggu. Perencanaan seperti
ini tidak ada dalam penciptaan yang lain.
Hal ini berarti ketika menciptakan
manusia, Tuhan merencanakannya terlebih dahulu. Tuhan tidak membuat manusia
secara asal – asalan saja! Begitu juga dengan kita semua! Allah membentuk kita
begitu rupa, setiap bagian tubuh kita, mulai dari ujung rambut sampai ke ujung
kaki… Setiap lekukkannya, ada di dalam rencana Allah. Hidungmu, rambut
keriting/lurusmu, tubuhmu yang tinggi/ yang kurus, dll. Jadi bentuk tubuh kita
yang sekarang adalah maha karya Allah, hasil desain Allah. Siapa yang dapat
mengalahkan keelokan penciptaan Allah?
Mari kita lihat juga 2:7. Di sini
dikatakan bahwa manusia diciptakan bukan dengan Firman saja, tapi membentuk
dengan tanganNya. Spesialnya: setiap orang beda, nggak semua orang sama. Menunjukkan
perbedaan dengan macam – macam gambar. Bukan berarti Allah merencanakan yang
cantik saja, tapi semuanya.
Yang ketiga, keistimewaan itu juga
dapat kita temukan dari menurut siapa manusia diciptakan. Mari kita perhatikan
lagi, sementera Allah menciptakan hewan – hewan menurut jenisnya (ayat 21, 24,
26 – 27), Allah menciptakan manusia menurut gambar dan rupa-Nya (26).
Apakah yang dimaksud dengan segambar
dan serupa dengan Allah?
Kata gambar dan rupa ini berarti
manusia merupakan representasi Allah dan manusia menyerupai Allah. Menyerupai
dalam hal apa? Dalam hal natur/ sifat – sifat Allah tentang kebenaran,
kebijaksanaan, kasih, kekudusan, dan keadilan. Manusia memiliki semua ini dan
inilah juga yang memampukan manusia untuk memiliki persekutan dengan Dia.
Inilah yang membedakan manusia dengan binatang. Manusia memiliki kesadaran akan
adanya Allah. Ga pernah tahu, kan, hari Minggu pagi tikus – tikus pada bawa
Alkitab buat ke gereja?
Karena memiliki sifat – sifat Allah,
manusia juga memiliki hokum moral dalam dirinya, sdangkan binatang tidak. TIdak
pernah kita temukan kucing yang merasa bersalah jika memakan anaknya sendiri
karena lapar! Sedangkan manusia, dengan adanya gambar dan rupa Allah dalam
dirinya, seharusnya dia merasa bersalah setiap kali melakukan pelanggaran:
seperti halnya merasa bersalah ketika menyontek, berbohong, dan melakukan dosa
yagn lain. Karena itu, kalo ada orang yang ga merasa bersalah ketika nyontek,
kita perlu meragukan apakah dia benar – benar manusia atau bukan! Hehehehe…
Sampai di
sini, kita telah belajar 3 keistimewaan manusia dalam penciptaan:
- Manusia
diciptakan lebih tinggi dari ciptaan lain
- Manusia
diciptakan dengan perencanaan Allah
- Manusia
diciptakan segambar dan serupa dengan Allah
Mari bersama kita membuka Alkitab kita
dari Mazmur 8:4-9
Mari kita lihat ayat 5. Kalau
diterjemahkan dalam bahasa sehari – hari, mungkin akan menjadi, “Manusia itu
opo, se’, kok sampai diingat Allah?”. Hal itu diungkapkan pemazmur setelah dia
membandingkan dirinya dengan ciptaan yang lain: langit, bulan, bintang, dll. Apa
yang membuat pemazmur berkata demikian? Mungkin saat itu, dia merasa, “aduh,
aku kok kecil yo? Langit itu lho gede banget.. indah banget.. ada bintang,
bulan… lha aku ini, manusia… diciptakan aja dari debu tanah…”. Namun pemazmur
juga menyadari benar tentang hakikat penciptaannya, bahwa dia, manusia,
diciptakan hampir sama seperti Allah, dimahkotai dengan kemuliaan dan hormat.
Pemazmur menyadari bahwa dia
diciptakan dari hal yang sama sekali tidak berarti, dari debu tanah. Suatu hal
biasa diinjak – injak, tidak diperhatikan, bahkan dengan sengaja disingkirkan!
Namun, debu tanah yang sama pulan yang diangkat oleh Allah dan diberi kemuliaan
dan hormat! Debu itu telah dibuat Allah menjadi ciptaan yang segambar dan
serupa dengan Dia!
Apa dampaknya bagi kita?
Pertama, menyadari bahwa kita
diciptakan dari debu tanah, tidak ada alasan bagi kita untuk menyombongkan
diri, merasa lebih baik dan lebih hebat dari orang lain! Wong kita semua lho
sama – sama dari debu! Kita sama – sama ciptaan! Kita tidak boleh mengolok –
olok teman yang mungkin kelihatannya tidak lebih baik dari kita!
Kedua, teman kita ini juga, yagn ada
di samping kanan dan kiri kita, juga mungkin di luar sana, juga sama – sama
diciptakan segambar dan serupa Allah! Kalau kita menghina teman kita dengan
bilang dia jelek, bau, dsb, berarti kita juga menghina gambar Allah itu di
dalam dirinya.
Ketiga, Tuhan telah menciptakan kita
dengan baik, bahkan di akhir penciptaan Tuhan mengatakan bahwa apa yang Dia
ciptakan sungguh amat baik. Kita tidak boleh merasa diri kita buruk, wong
desainer kita ini, lho Tuhan! Masa ciptaan Tuhan itu buruk? Lagi pula, perasaan
buruk, tidak bisa, tidak mampu menandakan kesombongan kita! Kok bisa? Ketika
kita memandang diri yagn jelek – jelek, berarti kita punya gambaran yang lebih
baik tentang “seharusnya aku diciptakan seperti apa”. Nah, bagian ini seolah –
olah kita lebih tahu dari Tuhan tentang apa yagn lebih baik dari kita dan ini
juga adalah kesombongan!
Seperti apa sajakah perasaan rendah
dan buruk itu?
Merasa nggak pinter, merasa jelek
karena keriting, gendut, item, merasa rendah karena bukan dari keluarga kaya,
merasa nggak berharga karena nggak bisa melakukan sesuatu.
Mungkin ada yang bilang gini, “Kak,
sebenarnya aku juga ga ngerasa jelek-jelek banget. Tapi teman- teman itu, lho,
ngolok – olok aku! Jadinya aku ya mreasa gitu!”
Hmmm… Masih ingat ttg debu tadi?
Memang kenapa kalau debu itu diinjak dan dibuang? Memang kenapa kalau orang
lain bilang kamu jelek dsb? Nilai dirimu di mata orang lain tidak mempengaruhi
nilai dirimu di mata Allah!
Hei! Tuhan sudah menciptakanmu sungguh
amat baik! Jika saat ini kamu merasa ga bisa, bukan berarti kamu terus jelek,
buruk, dan ga berharga! Jika teman – teman mengolok – olokmu juga bukan berarti
kamu harus ngerasa buruk! Yang kamu perlukan adalah menggali potensi yang
mungkin saat ini belum kamu temukan!
Apa yang bisa kita simpulkan hari ini?
- Manusia
diciptakan dengan keistimewaan
- Manusia
diciptakan segambar dan serupa dengan Allah, karena itu tidak boleh memandang
oran g lain lebih rendah dan tidak boleh memandang diri sendiri lebih
tinggi.
Jadi sekarang gimana?
- Setiap
kali kalian tergoda untuk sombong, selalu ingatlah bahwa kita tidak lebih
baik dan tidak lebih buruk dari orang lain! Kita semua diciptakan sama,
dari debu, menurut gambar dan rupa Allah!
- Dan
setiap kali kalian tergoda untuk merasa buruk, jelek, nggak berharga,
mending jadi orang lain aja, ingatlah bahwa Allah menciptakanmu begitu
rupa, merencanakan setiap bagian dari hidupmu! Bahkan debu tanah, suatu
hal yang kelihatannya diabaikan, diangkat Tuhan untuk menjadi serupa
seperti-Nya
- Tuhan
menciptakan kita dengan sungguh amat baik. Galilah potensimu yang belum
kelihatan! Muliakan Tuhan dengan hidupmu!
Oleh:
Cyntia
Puspa Pitaloka
Mei
2011
Soli
Deo Gloria!
No comments:
Post a Comment